Liputan6.com, Yogyakarta - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menggelar kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Turut serta beberapa menteri, salah satunya Menteri Ekonomi Nasional Mihaly Varga.
Di sela kunjungannya, Varga menyempatkan diri mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa (2/2/2016).
Menteri Ekonomi itu kemudian disambut langsung Rektor UGM Dwikorita Karnawati. Di depan mahasiswa, dosen dan profesor, Mihaly Varga memberikan pidato bertajuk Public Lecture The Concept of National Sovereignty in the Light of Global Challenge.
Pada kesempatan ini, Mihaly mengatakan pemerintah Hungaria akan terus memperkuat hubungan kerja sama dengan Indonesia yang sudah terjalin lebih dari 60 tahun. Hubungan itu akan ditingkatkan khususnya di bidang ekonomi.
Hungaria memberi perhatian khusus pada Indonesia karena di masa datang dinilai memiliki peran dan posisi strategis dalam percaturan politik dan ekonomi global. Salah satunya, Indonesia saat ini masuk dalam negara anggota G-20.
Baca Juga
Advertisement
“Kita terus mengikuti perkembangan sejauh mana hubungan kerja sama internasional yang sudah dibangun Indonesia. Kita ingin mengintegrasikan kerja sama itu dari pengalaman yang sudah kita dilakukan selama ini,” jelas dia di Yogyakarta, seperti dikutip Rabu (3/2/2016).
Dia mengatakan kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Hungaria semakin meningkat. Adapun total volume perdagangan kedua negara pada 2015 mencapai US$ 139 juta.
Mihaly mengharapkan kerja sama dengan Indonesia dapat berkembang dan dilakukan di berbagai bidang seperti bidang inovasi teknologi, industri kreatif, teknologi informasi dan komunikasi, farmasi, teknologi pangan, pendidikan dan pelatihan.
“Bagaimana kita bersama membangun industri yang kuat dan kompetitif dalam era global,” dia menambahkan.
Pada public lecture ini, Mihaly menceritakan bagaimana Hungaria bisa bangkit dari krisis ekonomi yang melanda Uni Eropa. Saat itu negaranya berhutang ke berbagai lembaga seperti International Monetary Fund (IMF), Uni Eropa dan World Bank. Bahkan suku bunga perbankan di negaranya pada saat itu mencapai 73 persen.
Menghadapi krisis itu akhirnya negaranya mulai mencari cara bisa terlepas dari krisis. Pemerintah bangkit dengan empat unsur utama yang mereka jalankan yakni, pengurangan prosentase pajak yang semula 30 persen menjadi 16 persen dan pada akhirnya sekarang menjadi 15 persen.
“Adanya krisis ekonomi memaksa munculnya keputusan atau kebijakan ekonomi. Seperti menciptakan lapangan kerja. Kita juga membuka banyak lapangan pekerjaan dan berhasil meningkatkan jumlah keluarga sejahtera,” jelas dia.
Sementara Rektor UGM Dwikorita Karnawati mengatakan, jika UGM merupakan kampus pertama di Indonesia. Yang saat ini sedang berjuang menghadapi krisis energi, kesehatan, radikalisme, kemiskinan dan masalah lain.
Kehadiran Menteri Ekonomi Hungaria ini ditujukan untuk membagi pengetahuan, khususnya cara Hungaria melepaskan diri dari krisis ekonomi tahun 2008 lalu.
"UGM merupakan kampus perjuangan. Berjuang bukan untuk melawan pemerintah tapi melawan krisis energi, kesehatan, radikalisme, dan masalah lainnya. Kita berharap dapat belajar dari Hungaria yang bisa lepas dari krisis waktu itu," ujarnya. (Fathi mahmud/Nrm)