Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan kenaikan nilai komitmen investasi 119 persen atau Rp 206 triliun sepanjang Januari 2016. Nilai investasi tertinggi ditempati Singapura mencapai US$ 7,5 miliar dan Kalimantan Barat sebagai lokasi utama tujuan investasi.
Kepala BKPM, Franky Sibarani mengungkapkan, iklim investasi di Indonesia secara keseluruhan terjaga sangat baik. BKPM menggunakan ukuran komitmen investasi berupa izin prinsip.
"Izin prinsip pada Januari ini meningkat 119 persen menjadi Rp 206 triliun dibanding periode yang sama 2014 yang hanya Rp 94 triliun," ujar dia dalam Konferensi Pers Realisasi Komitmen Investasi Januari 2016 di Jakarta, Rabu (3/2/2016).
Kenaikan komitmen investasi dari izin prinsip ini, sambung Franky, berasal dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 38 triliun atau naik 261 persen dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 168 triliun yang juga naik 101 persen dibanding periode sebelumnya.
Dari asal negara PMA, Singapura menduduki peringkat teratas komitmen investasi yang masuk dengan nilai US$ 7,57 miliar atau naik 413 persen. Kemudian di urutan kedua, China dengan kenaikan komitmen investasi 1.564 persen senilai US$ 2,81 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Di posisi ketiga ada Korea Selatan yang mencatatkan nilai komitmen investasi US$ 280 juta atau naik 318 persen. Selanjutnya, Jepang dan Malaysia dengan nilai masing-masing US$ 132 juta dan US$ 105 juta atau naik 30 persen dan 5 persen.
Lalu ada Inggris dengan kenaikan komitmen investasi naik 2.154 persen senilai US$ 80 juta, Australia US$ 55 juta atau naik 206 persen, serta Amerika Serikat yang naik signifikan 1.400 persen senilai US$ 46 juta.
Taiwan dan Timur Tengah (Uni Emirate Arab, Qatar, Arab Saudi, Yordania) masing-masing US$ 29 juta dan US$ 5 juta dengan kenaikan 75 persen dan 48 persen. Sementara komitmen investasi ini tersebar di beberapa lokasi di Indonesia.
Paling besar, Franky menuturkan ada di Kalimantan Barat senilai Rp 97,1 triliun. Disusul Banten senilai US$ 47,6 triliun, Jawa Barat Rp 11,3 triliun, Aceh Rp 10,8 triliun. Adapula ke Kalimantan Timur Rp 7,9 triliun, Sulawesi Tengah Rp 4,9 triliun, Sulawesi Tenggara Rp 4,8 triliun, DKI Jakarta Rp 4,7 triliun dan Sumatera Selatan Rp 3,3 triliun.
Dari sisi sektor, komitmen investasi meminati sektor listrik, air dan gas; industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik; sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri alat angkutan dan transportasi lainnya; industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi.
Sektor lainnya, tanaman pangan dan perkebunan; perdagangan dan reparasi; sektor industri makanan; sektor pertambangan serta sektor hotel dan restoran.
"Di Kalimantan Barat paling banyak mengolah bauksit karena di wilayah itu kaya dengan bauksit. Jadi proses hilirisasi, membangun smelter. Juga investasi baru dan ekspansi di sektor listrik dari China baik di Jawa maupun di Kalimantan dan Sumatera," ujar Franky. (Fik/Ahm)