Cerita Dubes Moazzam Malik Soal Cara Inggris Cegah PHK

Komitmen kemudahan berinvestasi sangat prioritas bagi pemerintah Inggris untuk meningkatkan ekonominya dan menciptakan lapangan kerja.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Feb 2016, 10:46 WIB
Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik berkunjung ke Liputan6.com. (Liputan6.com/Andreas Gerry Tuwo)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengisahkan kondisi perekonomian di negaranya saat gejolak ekonomi global melanda.

Komitmen kemudahan berinvestasi sangat prioritas bagi pemerintah Inggris untuk meningkatkan ekonominya dan menciptakan lapangan kerja.

Menurut Malik, Inggris merupakan negara maju yang tidak seagresif Indonesia dalam merealisasikan pembangunan infrastruktur. Namun perekonomian di negaranya dibanding negara lain di kawasan Eropa terbilang cukup baik.

"Perekonomian kami bisa bertumbuh 2-3 persen setiap tahun dibanding negara lain di kawasan Eropa," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Malik mengklaim, iklim investasi di Inggris semakin kondusif sehingga tidak terjadi penutupan perusahaan yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Seperti diketahui, hal ini sedang menimpa Indonesia, contohnya saja Panasonic dan Toshiba yang menutup pabriknya.

"Di masa sekarang tidak ada (tutup perusahaan dan PHK). Kami pernah menderita resesi ekonomi cukup lama, tapi kami bangkit dan selama setahun dua tahun ini, perekonomian Inggris cukup berhasil walaupun masih ada risiko kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dunia, China dan Asia," dia menjelaskan.

Pengelolaan ekonomi yang baik, katanya, tidak terlepas dari upaya pemerintah Inggris menjaga iklim investasi di Inggris dan terus meningkatkan. Pemerintah Inggris tetap mengundang investor dari dalam maupun luar negeri dan mempertahankan investor yang ada dengan kebijakan yang tepat.

"Kami berusaha menciptakan iklim investasi paling kompetitif supaya investor dalam dan luar negeri datang. Jadi buat Indonesia, kalau mau maju harus bisa bersaing juga di kawasannya (Asia Tenggara)," dia menuturkan.

Malik menilai, Indonesia sudah bekerja keras memperbaiki iklim investasi sehingga indeks kemudahan berbisnis (doing business) naik peringkat menjadi posisi 109.

"Tapi menurut saya, di antara negara se-ASEAN, masih kurang buat Indonesia, masih banyak yang perlu diperhatikan. Misalnya soal birokrasi, sistem regulasi, ketenagakerjaan. Kalau bisa diperbaiki tiga hal ini, maka Indonesia bisa menarik investasi sebanyak-banyaknya," tutup Malik.(Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya