Liputan6.com, Jakarta - Setelah Kementerian Hukum dan HAM memperpanjang kepengurusan Partai Golkar hasil musyawarah nasional (Munas) Riau selama 6 bulan, rekonsiliasi atau islah partai berlambang beringin itu pun dimulai.
DPP Partai Golkar hari ini pun menggelar rapat pengurus harian, yang dihadiri 2 kubu yang berselisih, Aburizal Bakrie atau Ical dan Agung Laksono.
Meski tak kompak dalam warna baju, yakni Agung mengenakan kemeja putih dan Ical kemeja kuning, keduanya tampak rukun. Bahkan, keduanya saling bergurau.
Bukan hanya itu, meja rapat pun disusun bukan lagi saling berhadapan, tapi melingkar. Dua kubu yang pernah berselisih, kini duduk bersama.
Seperti politikus Golkar Nurdin Halid yang bagian dari kubu Ical, duduk di samping Priyo Budi Santoso, politikus senior Golkar yang mendukung kubu Agung. Mereka saling bercengkerama.
Kubu Ical lainnya, Aziz Syamsudin, juga terlihat duduk di samping Mahyudin dari kubu Agung. Keakraban mulai terlihat di antara keduanya.
"Diharapkan persaudaraan merekat. Cinta (di antara kader) makin bersemi. Ini kan sudah lama tidak bertemu, kita saling berbincang dan silaturahmi," ujar Ical di DPP Golkar, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Baca Juga
Advertisement
Agung pun mengatakan hal yang sama. Menurut dia, rapat kali ini lebih membahas konsolidasi partai yang pernah berkuasa pada era Soeharto itu.
"Ini konsolidasi Golkar baik organisasi, lembaga serta individu," ungkap Agung.
Meski demikian, Agung tidak menepis jika pertemuan kali ini juga membahas Munas luar biasa (Munaslub).
"Memang itu terkait. Tapi soal pemulihan pemecatan kader yang utama," pungkas Agung.
Sejak terpilihnya Joko Widodo atau Jokowi sebagai Presiden RI, Partai Golkar mengalami perpecahan internal, antara kubu Aburizal Bakrie atau Ical dengan Agung Laksono.
Berbagai upaya pun sudah dilakukan untuk mendamaikan kedua kubu, namun hingga kini perselisihan masih berlangsung. Belum lama ini, kedua kubu pun diminta Jokowi bersatu, setelah diundang ke Istana Negara.