Kampanye di Gereja- Sekolah Iowa, Ted Cruz Ungguli Donald Trump

Dalam hasil survei hampir di seluruh negara bagian AS, Trump terus berada di nomor wahid.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 05 Feb 2016, 13:18 WIB
Ilustrasi Pemilu AS

Liputan6.com, Jakarta - Hasil pemilu kaukus untuk calon presiden Partai Republik di negara bagian Iowa berbuah kejutan. Sebab, capres unggulan Donald Trump menderita kekalahan.

Sebelumnya, dalam hasil survei hampir di seluruh negara bagian AS, Trump terus berada di nomor wahid. Namun, di Iowa, pengusaha properti ini kalah dari pria keturunan Kuba, Ted Cruz.

Hal ini ternyata sudah diprediksi Pengamat Politik dari Goergotown University, Casimir Yost. Dia menjelaskan, kekalahan Trump disebabkan oleh dirinya sendiri.

Yost menilai, Trump tidak mempersiapkan dengan baik untuk menghadapi pemilu kaukus di Iowa. Negara bagian itu merupakan wilayah pertama AS yang memulai proses panjang pilpres Negeri Paman Sam.

"Soal Trump saya kira dia tidak akan sukses. Saya kira setiap orang di AS akan menganggap penting pemilu," tutur Yost di pusat kebudayaan AS di Jakarta @america pada Rabu 3 Februari 2016.

"Contohnya kemarin di Iowa, banyak orang di Iowa tidak bisa membayangkan Trump jika jadi Presiden. Dia tak punya pengalaman. Dia tidak serius untuk menang di Iowa, habis pidato ia akan langsung terbang ke New York," sambung dia.

Menurut Yost taktik dari Trump itu, merupakan blunder besar. Pasalnya, warga Iowa suka berbicara dengan para kandidat secara langsung untuk mengetahui visi misi yang diusung.

Yost menyebut, apa yang dilakukan Cruz untuk menang di Iowa sangat berbeda dengan pesaingnya, Donald Trump. Cruz yang dikenal sebagai penganut Kristen yang taat, kata dia, langsung turun ke lapangan untuk berinteraksi dengan masyarakat Iowa.

"Dia (Cruz) pergi ke gereja dan sekolah-sekolah mengkampanyekan kebijakan politik yang diinginkan warga politik," tutur dia.

Strategi yang diusung Cruz pergi ke gereja dan sekolah-sekolah, ditegaskan Yost, sangat tepat. Hal ini karena, Iowa dikenal sebagai negara bagian yang masih memegang nilai konservatif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya