Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan menerima kunjungan Duta Besar Turki Zekeriya Akcam. Dalam kunjungan itu, Dubes Zekeriya meminta saran dan bantuan Indonesia terkait sistem pemerintahan Turki yang akan berubah menjadi presidensial.
"Mereka (Turki) dari sistem parlementer sekarang akan berubah menjadi sistem presidensial, seperti Indonesia. Saya diminta ke Turki untuk bicara di parlemen, bagaimana sistemnya di Indonesia," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Pria yang disapa Zulhas itu menjelaskan tentang pemerintahan Turki yang menggunakan sistem parlementer. Menurut dia, ada perbedaan dengan sistem yang digunakan Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau kita (Indonesia) kan proporsional. Jadi kalau di Turki ada 10 fraksi jika ada pertemuan, yang datang mewakili satu-satu dari masing-masing fraksi. Misalnya kalau mau bikin angket, ada 10 fraksi, masing-masing satu, jadi ada 10 angketnya," jelas Zulhas.
Zulhas menuturkan dunia memerlukan Turki dalam kondisi stabil. Sebab jika Turki berkecamuk akan membawa dampak terhadap negara lain, termasuk Indonesia.
Dia pun menegaskan bersedia terbang ke Turki untuk berbicara di hadapan anggota parlemen. Namun begitu, pertemuan tersebut harus disesuaikan dengan jadwalnya yang telah ada.
"Dia (Dubes Turki Zekeriya) mengundang saya berbicara di parlemen. Saya bilang, lebih cepat lebih baik. Kita kan lihat juga jadwal kita," ujar Zulhas.