Liputan6.com, Makassar - Sebagian warga di Sulawesi Selatan meyakini konsumsi daun jambu biji efektif untuk mencegah terjangkit wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). Kebiasaan itu ditularkan secara turun menurun oleh nenek moyang.
Azis, warga Jalan Barawaja 1 Lorong 2 No 3C, Kec Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan ia terbiasa mencari pucuk daun jambu biji untuk direbus saat ada anggota keluarganya terserang demam. Rebusan daun jambu biji itu kemudian diminumkan pada anak.
"Atau, terkadang juga pucuknya dimakam begitu saja setelah dibersihkan," kata Azis kepada Liputan6.com, Kamis, 4 Februari 2016.
Manfaat pucuk daun jambu, menurut Azis, selain mengobati gejala demam juga dapat mengobati seseorang yang terkena mencret. Buang air itu biasanya dialami banyak orang dalam musim penghujan.
"Saya biasa memanfaatkan juga pucuk daun jambu dan Alhamdulillah, mujarab juga dan sampai sekarang saya masih mempraktikkannya di dalam keluarga saya," ujar Azis.
Baca Juga
Advertisement
Seiring perkembangan zaman, banyak orang kini kesulitan mencari pohon jambu biji sehingga menggantinya dengan minuman jambu instan. Namun, Aziz tetap memilih cara tradisional.
"Sama saja, tapi kalau saya pribadi lebih memilih pucuk jambu biji langsung ketimbang itu karena langsung bahan alaminya," ucap dia.
Selama Januari 2016, data penderita DBD di Sulsel mencapai 528 kasus dan 7 pasien meninggal dunia. Kabid Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel Nurul AR mengungkapkan 24 Kabupaten/Kota di Sulsel terjangkit DBD.
Kabupaten Luwu Utara berada di urutan teratas sebagai daerah penderita paling banyak yakni sebanyak 80 penderita DBD selama bulan Januari. Sedangkan, jumlah penderita DBD yang meninggal dunia terbanyak disandang Kabupaten Bone, yakni 3 orang.
"Data penderita DBD yang ada saat ini masih bersifat sementara dan akan terus dilakukan update data," kata Nurul.
Selain itu, Kab Barru, Kab Bulukumba, Kab Gowa, Kab Pangkep masing-masing tercatat 1 orang meninggal dunia. Keempat warga Sulsel yang tewas itu rata-rata berusia 5-15 tahun. Atas kejadian itu, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menetapkan kejadian luar biasa (KLB).
Menindaklanjuti penetapan itu, Nurul mengimbau agar warga terus memberantas sarang nyamuk di rumah masing-masing. "Mari kita bersemangat ajak masyarakat melaksanakan gerakan 1 rumah 1 jumantik," kata Nurul.