Komodo, Ikon dan Alat Promo Efektif

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, memanfaatkan popularitas komodo untuk promosi

oleh Liputan6 diperbarui 06 Feb 2016, 08:00 WIB
Pulau Rinca menjadi habitat bagi 2.800 komodo yang diperhatikan perkembangbiakannya.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, memanfaatkan popularitas komodo sebagai satwa langka untuk mempromosikan berbagai potensi kepariwisataan setempat agar makin berkembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Menjadi strategi kami untuk mempromosikan berbagai potensi wisata lainnya, selain Pulau Komodo dengan hewan langkanya, komodo itu," kata Asisten Administrasi Pemerintahan Sekretaris Pemkab Manggarai Barat Agustinus Hama di Labuan Bajo.

Ia mengatakan hal itu saat menerima kunjungan rombongan Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, dipimpin Asisten Hubungan Masyarakat, Perlengkapan, dan Umum Sekda Kota Magelang Aris Wicaksono beserta para wartawan berbagai media massa yang bertugas sehari-hari di Kota Magelang.

Agustinus menyebut beberapa objek wisata potensial di Manggarai Barat, selain Pulau Komodo, seperti Danau Sano Nggoang, Air Terjun Cunca Rami, Gua Cermin, Situs Warloka, dan Gua Istana Ular.

Pulau Komodo dengan kepentingan konservasi atas komodo, pengelolaannya menjadi wewenang Kementerian Kehutanan melalu Balai Taman Nasional Komodo. Hingga saat ini, terdapat 2.000 ekor komodo di pulau tersebut.

Ia mengatakan tentang peranan penting selama ini para pelaku kepariwisataan setempat dengan jaringannya, terutama kalangan biro perjalanan wisata, dalam mempromosikan sektor wisata Manggarai Barat.

"Kami juga mengikuti ekspo pariwisata, baik yang diselenggarakan provinsi maupun pusat," katanya.

Apalagi, kata dia, di daerah setempat yang telah memiliki bandara berstatus internasional yang beberapa waktu lalu diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo akan membuat kepariwisataan Manggarai Barat makin berkembang pada masa mendatang.

Setelah komodo menjadi salah satu di antara tujuh keajaiban dunia sejak beberapa tahun lalu, tingkat kunjungan wisata ke daerah setempat meningkat dari rata-rata 30.000 hingga 40.000 turis asing dan domestik per tahun menjadi sekitar 90.000 wisatawan.

Berbagai sarana dan prasarana pengembangan potensi kepariwisataan setempat, kata dia, juga terus dibangun dan ditingkatkan agar para wisatawan makin merasa nyaman berkunjung dan menarik minat masyarakat lainnya untuk datang ke daerah itu.

Ia mengatakan bahwa kekuatan dan kekayaan potensi wisata setempat telah mengundang para investor untuk menanamkan modalnya di sektor itu, seperti dalam wujud pembangunan hotel, restoran, dan usaha pengembangan ekononi kreatif lainnya.

Para wisatawan mancanegara yang umumnya berkunjung ke daerah setempat selama ini, antara lain dari Australia, Inggris, Prancis, Jepang, dan Thailand, sedangkan wisnus berasal dari berbagai kota besar di Indonesia.

"Umumnya lama tinggal para wisatawan di sini antara 4 dan 5 hari," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya