Imlek, Bandeng, dan Antaran untuk Mertua

Uniknya, tidak hanya warga keturunan Tionghoa yang memburu ikan bandeng Imlek di kawasan Rawa Belong.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 06 Feb 2016, 10:00 WIB
Pedagang menimbang ikan bandeng, Rawabelong, Jakarta, Jumat (5/2/2016). Pedagang mengaku permintaan ikan bandeng melonjak menjelang perayaan Imlek. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat, selalu dipadati puluhan pedagang ikan bandeng saat jelang perayaan Imlek. Para penjual ikan dadakan ini menjajakan ikan bandeng dengan ukuran besar.

Praktis lokasi penjualan ikan bandeng tersebut menjadi magnet bagi warga keturunan etnis Tionghoa. Bagi mereka, ikan bandeng merupakan salah satu sajian penting saat perayaan tahun baru Imlek.

"Kalau warga keturunan China ‎biasanya membeli ikan bandeng untuk sembahyang. Tapi ada juga yang dibeli untuk makan-makan saat perayaan Imlek," ujar salah satu pedagang ikan bandeng Imlek, Muhammad Ilham, kepada Liputan6.com di Rawa Belong, Jakarta Barat, Sabtu (6/2/2016).

Uniknya, tidak hanya warga keturunan Tionghoa yang memburu ikan bandeng Imlek di kawasan tersebut. Pembeli justru lebih banyak dari warga Betawi.

"Sebenarnya yang beli justru lebih banyak warga Betawi asli. Ini memang sudah menjadi tradisi‎ sejak dulu," tutur pria berusia 29 tahun itu.

Menurut dia, Betawi memang memiliki tradisi silaturahmi yang cukup kental. Pada tahun baru Imlek, warga Betawi memiliki tradisi mengantarkan ikan bandeng ke rumah mertua. Tradisi itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

"Memang tradisinya begitu. Itu sudah ada sejak saya masih kecil dulu. Sesepuh di sini masih terus memegang tradisi itu sampai sekarang," kata Ilham.


Antaran Menantu Pria

Saat perayaan Imlek, ikan bandeng yang dijual berukuran lebih besar dari hari-hari biasanya. Selain itu, rasa ikan bandeng Imlek juga dikenal lebih gurih.

"Itu karena ikan-ikan bandeng ini memang dipersiapkan untuk Imlek. Dia dikasih makanan khusus. Makanya ukurannya lebih besar. Terus rasanya juga lebih gurih," kata dia.

Umumnya pria-pria Betawi di kawasan Jakarta Barat berlomba-lomba mengantarkan ikan bandeng ke rumah mertuanya. ‎Mereka bersaing dengan saudara iparnya untuk mendapat simpati dari sang mertua.

Selain ukurannya yang lebih besar, ikan bandeng Imlek juga dikenal lebih gurih.

Mereka membawa ikan yang terkenal memiliki banyak duri itu dalam keadaan masih mentah. Ikan bandeng tersebut kemudian diolah di rumah mertua dan disantap bersama-sama.

"Andalan warga sini biasanya dipindang atau disemur. Tapi kalau anak-anak muda lebih seneng dibakar," ucap Ilham.

Ilham dan puluhan warga lainnya menjual ikan bandeng di kawasan tersebut setiap jelang perayaan Imlek. Mereka mulai membuka lapak dagangannya sejak pukul 05.00-23.00 WIB. Pasar dadakan tersebut biasanya buka selama empat hari sebelum perayaan Imlek.

Harga yang ditawarkan berkisar anta‎ra Rp 75-100 ribu per kilogram. Saat Imlek, berat ikan bandeng yang dijual di lokasi tersebut bisa mencapai 3 hingga 7 kilogram.

"Alhamdulillah, sehari ini sudah dapat sekitar Rp 3 juta. Tapi ini masih kotor. Nanti dipakai buat modal lagi, buat beli ikan lagi," pungkas Ilham.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya