Pemerintah Percepat Pembangunan Jalan Perbatasan di Kalimantan

Pemerintah mengebut pengerjaan proyek jalan perbatasan Indonesia-Malaysia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Feb 2016, 13:20 WIB
Pekerja menyelesaikan proyek Jalan layang Ciledug-Tendean di Jakarta, (28/1). Pembangunan 225 proyek infrastruktur strategis dengan segala fasilitas perizinan dan perlindungan anti-kriminalisasi, dapat dimulai sebelum 2019. (Liputan6.Com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengebut pengerjaan proyek jalan perbatasan Indonesia-Malaysia. Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) memfokuskan pekerjaan pembangunan dengan menyisir kawasan pinggiran.

Dalam keterangan resmi yang diterima dari Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Minggu (7/2//2016), disebutkan bahwa membangun Indonesia dari pinggiran tetap menjadi fokus prioritas dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Agenda Nawacita ini telah dimasukkan dalam Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019, dan dijabarkan ke dalam agenda perencanaan kewilayahan dan kerangka anggaran hingga 2019.

Di tahun 2016, Kementerian PUPR melanjutkan penanganan jalan paralel mulai dari Temajuk sampai Sei Ular. Untuk Kalimantan Barat, Kementerian PUPR menembuskan sisa yang belum tembus dari Temajuk-Nanga Era (batas Kalimantan Timur), termasuk penanganan akses perbatasan dengan melakukan pelebaran menuju Pos Lintas Batas yaitu di Aruk, Entikong dan Nanga Badau.

 

Selain itu juga dilakukan rekonstruksi ruas jalan Sei Kelik-Siduk-Ketapang untuk mendukung Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Ketapang dan Sail Karimata maupun penanganan sejumlah ruas jalan dan jembatan di Kabupaten-Kabupaten Perbatasan seperti di Sambas, Sanggau, Kapuas Hulu, maupun Bengkayang.

Sedangkan fokus perbatasan di Kalimantan Timur, Kementerian PUPR bersama-sama dengan Zeni TNI AD menggarap pembangunan jalan Batas Kalimantan Barat menuju Tiong Ohang dan ruas jalan Long Pahangai-Long Boh. Ini adalah tindak lanjut MOU antara Kementerian PUPR dan TNI AD dalam pembangunan kawasan strategis perbatasan, khususnya jalan paralel perbatasan di Kalimantan, pada 27 April 2015 yang lalu. Selain itu, dibuka akses dari Tiong Ohang ke Long Pahangai yang dianggarkan dengan skema tahun jamak.

Kemudian di Kalimantan Utara, Kementerian PUPR akan menembuskan jalan paralel perbatasan dari Long Boh (Batas Kalimantan Timur), Metulang, Long Nawang, Long Pujungan, Long Kemuat, Langap, Malinau yang kondisi sekarang sebagian masih hutan dan terisolasi.

Rekonstruksi jalan dari Apas, Simanggaris menuju batas negara. Dilakukan juga pembuatan Jalan akses menuju perbatasan menembuskan dari Mensalong ke Tau Lumbis yang masih terisolir, kemudian dari Malinau ke Long Bawan termasuk Penanganan ruas jalan di Pulau Sebatik, pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Sebagaimana diketahui, percepatan konektivitas di sepanjang perbatasan negara ini sesuai dengan skenario kewilayahan Kementerian PUPR di mana wilayah Temajuk-Sei Ular dan Sebatik merupakan WPS di Pulau Kalimantan. WPS ini didukung oleh pengembangan Bandara Paloh oleh Kementerian Perhubungan maupun Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Subah dan KTM Gerbang Mas Perkasa di Kalimantan Barat maupun KTM Simanggaris dan KTM Sebatik di Kalimantan Utara yang menjadi unggulan program Kementerian Desa.

Sampai saat ini, untuk jalan perbatasan di Kalbar sepanjang 732 Km, kondisinya 37 persen sudah diaspal, 32 persen masih agregat (bebatuan), 12 persen jalan tanah dan sisanya masih belum tembus. DItargetkan seluruhnya bisa selesai pada 2018.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya