Liputan6.com, Kuta - Gong xi gong xi. Tahun baru Imlek dirayakan secara meriah di sejumlah daerah. Tak terkecuali di Bali yang kental dengan budaya Hindu.
Atmosfer Imlek juga terasa kuat di Pulau Dewata. Ini terlihat salah satunya di wihara di Jalan Raya Kuta, Kuta, Bali. Vihara Dharmayana namanya.
Pada perayaan tahun baru Imlek 2567, aroma Pecinan kental di tempat ibadah tersebut. Namun, tetap ada unsur Bali di wihara ini. Sebagai bukti, dua penjor menghiasi pintu gerbangnya.
Pertama kali memasuki gerbang, pandangan kita akan tertuju pada persembahan umat yang diletakkan persis di bawah pintu masuk.
Sebuah canang berisi teh dan permen dihaturkan umat untuk persembahan para dewa. Canang biasanya digunakan oleh umat Hindu Bali sebagai sarana persembahyangan.
Baca Juga
Advertisement
Canang merupakan rangkaian beraneka warna bunga dan irisan daun pandan yang diletakkan dalam wadah yang terbuat dari janur yang dibentuk sedemikian rupa.
"Kita sudah terbiasa menggunakan canang karena kebiasaan orang Bali seperti itu," kata Nyoman Sekarsari, salah satu umat di Vihara Dharmayana, Kuta, Senin (8/2/2016).
Bagi warga Tionghoa yang turun temurun tinggal Pulau Dewata, budaya Bali seakan telah melekat pada diri mereka. Tidak hanya sarana persembahyangan, nama mereka menggunakan khas Bali.
Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut telah banyak digunakan oleh warga Tionghoa untuk mengawali nama mereka. "Saya orang Bali, Pak," katanya.