Liputan6.com, Mogadishu - Ledakan terjadi di kabin Daallo Airlines sesaat setelah pesawat Airbus A321-111 itu lepas landas dari Bandara Mogadishu, ibu kota Somalia.
Akibatnya, dinding pesawat dekat bagian sayap bolong. Seorang penumpang tewas dalam insiden itu, dua orang lainnya cedera.
Aparat intelijen Somalia menyebut bom tersembunyi dalam laptop atau komputer jinjing yang dibawa ke dalam pesawat. Diduga kuat dua pekerja bandara terlibat.
Baca Juga
Advertisement
Dalam video yang dirilis ke publik pada Minggu, 7 Februari 2016, terlihat salah satu pekerja bandara membawa laptop dan menyerahkannya ke pekerja yang lain.
Kemudian, laptop itu diteruskan pada seorang pria yang tewas ketika ledakan terjadi di badan pesawat. Demikian diungkap juru bicara Perdana Menteri Somalia, Abdisalam Aato.
Kedua pekerja tersebut kini telah ditahan.
Pihak keamanan Somalia mengidentifikasi penumpang yang tewas adalah tersangka pengeboman. Pria bernama Abdullahi Abdisalam Borleh itu tersedot keluar dari pesawat melalui lubang yang muncul akibat ledakan.
Para penyelidik mencurigai Borleh, warga negara Somalia, membawa bom berkedok komputer jinjing dalam pesawat.
Ia diduga tahu persis di mana harus duduk agar ledakan yang dihasilkan perangkat bom yang dibawanya berdaya maksimal.
Seorang sumber kepada CNN mengatakan posisi bom ditargetkan bisa memicu ledakan sekunder dari tangki bahan bakar jika pesawat telah mencapai ketinggian jelajah.
Namun, bom meledak prematur. Kala itu pesawat terbang antara ketinggian 12.000 hingga 14.000 kaki.
Meski tes awal menunjukkan bom mengandung TNT kelas militer, bahan peledak itu gagal menjatuhkan Daallo Airlines penerbangan 3159. Setelah insiden, pilot langsung memutar arah dan mendaratkan kapal terbang tersebut dengan aman di Bandara Mogadishu.
Somalia meminta bantuan pada aparat Amerika Serikat. Sejumlah agen FBI telah tiba di Mogadishu untuk membantu penyelidikan.
"Itu adalah serangan yang canggih...jadi kami meminta bantuan mitra internasional untuk menanganinya," kata dia.
Para penyelidik yakin serangan tersebut didalangi Al-Shabaab, meski mereka belum yakin apakah Boreh termasuk anggota inti kelompok militan itu.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab terkait insiden tersebut.
Setidaknya 20 orang telah ditahan terkait kasus bom dalam pesawat tersebut.
Al-Shabaab adalah sekutu Al Qaeda, meski sejumlah faksinya mendeklarasikan kesetiaan pada ISIS. Organisasi itu bertanggung jawab atas kekerasan berdarah di Somalia, juga sejumlah negara tetangga seperti Kenya dan Uganda.