Liputan6.com, New York - Wall Street, sebutan untuk bursa saham di Amerika Serikat (AS) tertekan karena aksi jual dari para investor. Saham-saham yang menjadi pendorong pelemahan adalah saham di sektor keuangan, teknologi dan barang konsumsi. Penurunan untuk ketiga sektor tersebut mencapai 3 persen.
Mengutip Reuters, Selasa (9/2/2016), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) melemah 188,40 poin atau 1,16 persen menjadi 16.016,57. S&P 500 juga turun 30 poin atau 1,6 persen ke level 1.850,05 dan Nasdaq melemah 80 poin atau 1,83 persen ke level 4.283,14.
Tekanan di indeks Nasdaq dipicu oleh pelemahan saham Facebook dan Amazon. Padahal di tahun lalu, saham teknologi mampu menjadi pendorong penguatan di saat sektor lain sedang terpuruk.
Baca Juga
Advertisement
"Saat ini semua orang sedang khawatir. Melihat apa yang terjadi di pasar, dengan ketidakjelasan tersebut," jelas Rick Meckler, president of LibertyView Capital Management, Jersey City, New Jersey.
Di luar saham sektor teknologi, saham di sektor keuangan juga menjadi pemicu pelemahan Wall Street. Kekawatiran pelaku pasar akan ekonomi AS dan ketidakpastian apakah Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga tahun ini menjadi salah satu penyebabnya.
Dalam indeks S&P 500 khusus sektor keuangan mengalami penurunan 3,5 persen pada perdagangan Senin atau turun sekitar 15 persen sepanjang tahun ini, merupakan kinerja terburuk dari 10 sektor pembentuk indeks S&P 500.
Saham Goldman Sachs turun 6,5 persen, dan ditetapkan sebagai penurunan terbesar dalam lebih dari tiga tahun dan merupakan penekan terbesar bagi indeks Dow Jones. Microsoft, Amazon, Alphabet dan Facebook turun antara 2,5 persen hingga 6 persen.
Di luar itu, investor juga khawatir dengan valuasi yang terlalu tinggi dari beberapa saham yang tidak sesuai dengan faktor fundamentalnya. Beberapa saham yang telah menjadi pendorong kenaikan di 2015 memiliki valuasi yang tinggi. (Gdn/Nrm)