Air Suci Iringi Kepindahan Patung Sultan HB IX

Selama puluhan tahun tidak ada satupun yang mencorat-coret atau merusak patung setengah badan Sultan HB IX.

oleh Yanuar H diperbarui 09 Feb 2016, 10:03 WIB
Selama puluhan tahun, tidak ada satupun yang mencorat-coret atau merusak patung setengah badan Sultan HB IX. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sosoknya yang bersahaja dan merakyat membuatnya dicintai warga Yogyakarta. Pematung Roestam Aji mewujudkan kecintaannya dalam bentuk patung setengah badan Sultan Hamengkubuwono IX  pada 1951.

Patung pahlawan nasional itu selama ini diletakkan di pinggir trotoar di Jalan Batikan Nomor 666, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Perawatan yang diberikan pun seadanya oleh warga setempat.

Prihatin dengan kondisi itu, pihak keluarga Ngayogyakarta Hadiningrat memindahkan patung Sultan HB IX ke Bangsal Kesatrian Keraton Yogyakarta, Senin sore, 8 Februari 2016.  

Pemindahan patung yang mengenakan baret pejuang itu diawali dengan sejumlah ritual khusus. Abdi dalem keraton membacakan doa yang dilanjutkan dengan memercikkan air suci menggunakan padi oleh cucu Sultan HB IX, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi.

Patung dengan berat sekitar 800 kg itu kemudian dibalut kain putih sebelum dipindah menggunakan crane. Crane memindahkan patung itu dari pinggir jalan menuju ke mobil untuk dibawa ke Keraton Yogya.


GKR Mangkubumi mengaku pemindahan patung pahlawan itu untuk menghargai hasil karya seniman yang membuat patung kakeknya itu. Sinar matahari dan hujan yang terus menerus bergantian dikhawatirkan akan merusak kondisi patung.

"Kami mengucapkan terima kasih sudah membuat patung sangat indah. Kami memindahkan ke Bangsal Kesatrian karena banyak wisatawan lewat sana," kata Mangkubumi.

Peresmian patung rencananya akan dilakukan pada hari ini, Selasa (9/2/2016) di Bangsal Kesatrian Keraton Yogyakarta.

Pemilik rumah yang dititipi patung, Kanjeng Mas Tumenggung Widyo Winoto mengaku merawat patung rajanya itu dengan kemampuannya yang terbatas. Meski begitu, ia senang selama puluhan tahun, tidak ada satupun yang mencorat-coret atau merusak patung tersebut.

"Saya minta maaf di dalam keterbatasan menjaga dan merawat. Ya asal bersih. Kalau tidak dipindah dikhawatirkan apabila ada yang tidak senang, berniat mencoret atau merusak," ujar Widyo.

Widyo mengaku senang akhirnya tugasnya menjaga patung itu telah selesai. Ia menyebut patung itu layak mendapatkan tempat yang lebih baik dari sekedar diletakkan di pinggir jalan.

"Beliau merupakan raja, gubernur, wakil presiden, menteri, pejuang, dan pahlawan nasional. Sayang jika menempati tempat tidak layak," ucap Widyo.

Dalam pemindahan itu juga tampak putra kedua Roestam Aji, Kara Sasangka. Selain itu, beberapa warga juga tampak melihat acara pemindahan patung Sultan HB IX ke keraton.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya