Sebelum Teror Paris, ISIS Sebar 60 Anggota ke 5 Kota di Eropa

Sebelum penyerangan Paris, ISIS telah mengancam negara-negara Eropa lewat serangkaian pesan di radio.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Feb 2016, 11:05 WIB
Pengamanan Louvre di Paris setelah sempat ditutup pada Sabtu karena serangan ISIS. (BBC)

Liputan6.com, Paris - Sebuah fakta mengejutkan datang dari intelijen Barat tentang teror Paris pada 13 November 2015 lalu. Ternyata, pihak keamanan Eropa telah mengindikasi ada 60 anggota ISIS telah diterjunkan ke 5 kota di Eropa. Hal itu diungkapkan oleh sumber senior dari anti-terorisme Eropa.

Pihak intelijen mengindikasikan 5 kota itu antara lain Paris, London, Berlin, dan Belgia. Mereka juga menemukan bahwa Abu Mohammed al-Adnani, ketua operasi eksternal ISIS, adalah tokoh kunci di balik serangan ke Eropa yang ambisius. Kendati demikian, pihak keamanan belum menemukan apakah serangan ke kota-kota itu dilakukan secara bertahap atau tidak.

Sumber tersebut mengatakan laporan intelijen itu masjh terpisah-pisah dan sulit untuk ditelusuri lebih lanjut. Hal itulah yang membuat mereka kebobolan di Paris yang menewaskan 130 orang.

"Masalah ambisi ISIS menyerang Eropa pada dasarnya sudah menjadi rahasia umum di kalangan intelejen. Dan ISIS berhasil masuk ke kawasan itu dengan susah payah," kata sumber yang bekerja untuk badan anti-teroris di Eropa kepada CNN, Senin 8 Februari 2016.

Sebelum penyerangan Paris, Adnani telah mengancam negara-negara Eropa lewat serangkaian pesan di radio. Saat itu ia berencana menyerang Prancis dan Belgia.

Dan pada Januari 2015, polisi Belgia berhasil menggagalkan rencana ISIS yang dikomandani Abdelhamid Abaoud. Abaoud kemudian menjadi pemimpin untuk Teror Paris.

"Adnani adalah target utama kami," kata sumber tersebut.

Setelah teror Paris, perhatian kini tertuju dengan informasi yang masih tersebar, terutama dengan keberadaan 60 orang anggota ISIS di Eropa.

"Kekhawatiran seperti ini, katakanlah 20 orang terlibat dalam serangan Paris, itu berarti ada 40 orang lagi yang masih berkeliaran," ujar sang sumber.

Intel Barat khawatir ISIS akan menyerang lebih dahsyat lagi dari Paris. Alain Winants, mantan kepala Suree de l'Etat, dinas intelejen Belgia mengatakan, "Ada banyak polisi rahasia takut bahwa kejadianan di Paris terjadi lagi, secara simultan, oleh beberapa kelompok radikal yang berkiblat ke ISIS, di beberapa negara."

90 Anggota Terlatih ISIS di Eropa

Pada Minggu 7 Februari, majalah propaganda ISIS berbahasa Prancis telah mengindikasikan anggota mereka masuk ke Eropa dan akan melakukan serangan yang lebih besar lagi dibanding Paris.

"Berapa banyak singa kami yang masuk ke Eropa? 10? 50? 100? Kalian akan tahu dengan segera," tulis majalah itu.

Minggu lalu, ada laporan bahwa pemimpin teror Paris mengatakan bahwa 90 anggota ISIS telah melakukan perjalanan ke Eropa.

Klaim itu disampaikan Abaaoud yang tewas setelah serangan Paris kepada seorang wanita yang membocorkan lokasinya di Paris kepada polisi. Wanita itu dalam wawancara dengan radio Perancis mengaku sempat menjemput Abaaoud di sebuah hutan dekat Saint-Denin, bersama sepupu Abaaoud, Hasna Ait Boulahcen.

Dalam laporan itu, perempuan tersebut mengatakan Abaaoud bilang ada 90 anggota ISIS yang terlatih telah masuk Eropa tanpa paspor dan kini tersebar ke seluruh penjuru kawasan.

Laporan CNN Desember lalu menunjukkan bahwa informasi dari wanita itu merupakan petunjuk kunci terhadap kediaman Abaaoud di Saint-Denis. Pernyataannya juga sesuai dengan pengakuan saksi-saksi lainnya.

Beberapa bulan setelah serangan Paris, ada beberapa sinyal waspada terorisme di Eropa berdasarkan penyadapan intelijen.

Hasil menguping dinas intelejen mengetahui beberapa kota di Eropa menjadi incaran utama, yaitu Brussels, Hanover, Jenewa, Wina, dan Munich.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya