Liputan6.com, Jakarta Gangguan pada sistem saraf otak manusia yang terjadi akibat aktivitas berlebihan menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia yang disebut Epilepsi.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari laman metro.co.uk, ditulis Selasa (09/02/2016) Jade Dolby, seorang mahasiswi bidang kesehatan menuangkan hasil diagnosisnya akibat epilepsi yang dideritanya pada usia 21 tahun.
Ia merasakan perubahan dalam hidupnya setelah menderita epilepsi. Kondisi kejang yang menjadi salah satu reaksi akibat penyakitnya itu amat mengganggu keseharian Dolby.
"Tapi itu tidak menghentikan saya untuk menjalani hidup, dari kondisi ini saya selalu mencari tantangan baru termasuk melakukan studi lebih lanjut terkait dengan epilepsi," tulisnya dalam laman Metro UK.
Terdapat sejumlah hal yang perlu diketahui seseorang terkait fakta epilepsi yang dapat menyerang siapa saja, sebagai berikut:
1. Saat seseorang mulai merasa janggal terhadap tubuhnya, seketika tubuh akan jatuh dan kejang-kejang. Kejang tak hanya ditandai dengan satu hal, melainkan ada 40 jenis kejang lainnya.
2. Kondisi kejang dapat terjadi dalam situasi apapun.
3. Saat kejang kesadaran seseorang akan terganggu, namun kejang dikategorikan sebagai kejang kecil dan kejang fokal. Kejang fokal tidak menyebabkan kehilangan kesadaran.
4. Sebagian penderita kejang sensitif terhadap lampu yang berkedip. Sejumlah orang kejang dipicu oleh frekuensi strobe di mana lampu diatur agar terlihat bergerak-lambat. Namun tak semua penderita epilepsi sensitif akan cahaya lampu seperti ini, hanya sekitar 3 persen penderita epilepsi yang terpengaruh dengan frekuensi strobe.
5. Orang yang sedang berada di kondisi kejang tidak diperbolehkan untuk menekan atau menggigit lidahnya sekalipun.
6. Di Inggris ada lebih dari 600 ribu orang yang menderita epilepsi dan beberapa penderita epilepsi yang mengalami kejang mendapatkan obat-obatan, pembedahan, dan melakukan diet ketogenik. Diet ketegenik adalah pola diet tinggi lemak, protein sedang, serta kandungan karbohidrat sangat rendah.