Liputan6.com, Jakarta Sejumlah obat diketahui dapat merusak ginjal. Seperti misalnya aminoglikosid, AINS (Anti Inflamasi Non-Steroid), zat kontras radiografi, analgetik (obat penghilang rasa sakit) seperti Parasetamol dan beberapa jamu pegal linu dan rematik. Lantas, seberapa besar bahayanya pada ginjal?
Menjawab hal tersebut, Konsultan ginjal dan hipertensi dari PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), dr Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH mengatakan, obat-obatan dapat memicu reaksi intraseluler yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran sel terhadap air.
"Tiap obat berbeda reaksinya tergantung grade dari obat itu sendiri. Bila sering dikonsumsi akan memicu reaksi intraseluler yang dapat menyebabkan pembentukan kristal atau reaksi imunologis yang menjadikan toksik pada ginjal," katanya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, kata dia, tidak serta-merta obat seperti Parasetamol yang memiliki grade rendah langsung merusak ginjal saat dikonsumsi. "Penyakit ginjal bukan terjadi karena sekali dua kali mengonsumsi Parasetamol. Jadi jangan ketakutan. Beda halnya dengan masyarakat Australia yang sudah menjadi budaya disana," ujarnya, ditulis Selasa (9/2/2016).
Yang terpenting, kata dia, minum sewajarnya dan menghindari makanan serba instan yang memberikan beban pada ginjal yang fungsinya sebagai filtrasi racun tubuh. "Semua yang instan memang perlu dipertanyakan. Walaupun belum ada penelitian pasti, tapi harus dibatasi," ucapnya.