Liputan6.com, Jakarta - Dalam arsitektur rumah, Anda pasti mengenal bagian dari interior yaitu plafon atau biasa dikenal sebagai langit-langit. Berdasarkan pengertiannya, plafon adalah bagian konstruksi yang menjadi pembatas antara rangka bangunan dan rangka atapnya. Lebih mudahnya plafon merupakan pembatas antara atap dengan ruang di bawahnya.
Sebagai penutup, plafon kerap difungsikan sebagai tempat menyembunyikan kumpulan kabel dan selang serta struktur rangka atap yang dianggap mengganggu tampilan ruang secara keseluruhan.
Advertisement
Posisi plafon yang tepat beberapa meter di bawah rangka atap, akan menimbulkan tampilan rongga yang cukup untuk memuat beragam instalasi.
Plafon rendah untuk ruang sempit
Sedangkan untuk jarak plafon dengan lantai ruangan harus diperhatikan secermat mungkin. Jika melihat tren saat ini, ada kecenderungan perubahan selera. Para pemilik rumah menganggap plafon yang tinggi dapat diaplikasikan pada rumah dengan luas bangunan kecil maupun besar. Namun nyatanya hal ini salah.
"Untuk rumah dengan luas bangunan sekitar 54 meter persegi, plafon yang dirancang terlalu tinggi sangat tidak pas proporsinya. Karena dengan luas ini, lahan akan dibagi menjadi beberapa ruang. Nah, untuk kamar tidur kemungkinannya hanya berukuran 3×3 meter saja. Untuk itu, plafon rendah dengan tinggi sekitar 2,7 meter dirasa lebih baik dan ideal," jelas Arsitek Arades Living, Astrid Hapsari Raharjo, saat dihubungi Rumah.com, Sabtu (13/2/2016).
Ia menuturkan, jika ruang sempit disandingkan dengan jarak plafon yang tinggi, nilai kenyamanan hanya sementara dan malah menimbulkan masalah ke depan.
"Nantinya plafon yang dipaksakan tinggi ini bisa mengakibatkan masalah untuk si pemilik rumah. Misalnya, debu menumpuk di langit-langit dan sulit dibersihkan. Penempatan furnitur juga harus dipilah dengan tepat agar sinkron dengan tingginya plafon," tutur Astrid.
"Selain itu, udara panas dari bawah akan mengumpul di atas dan sulit mencari jalan keluar. Akhirnya sirkulasi udara di dalam suatu ruang sempit pun menjadi tidak lancar. Kecuali, jika tersedia banyak ventilasi atau adanya ceiling fan (kipas angin plafon) yang bisa menjadi solusi," tambah dia.
3 meter untuk ruang lebih lega
Sementara untuk ruangan yang lebih lega sekitar 3 meter x 5 meter, jarak plafon yang lebih tinggi sekitar 0,3 meter boleh diterapkan.
Astrid mengatakan, plafon setinggi 3 meter bisa diaplikasikan pada ruang tamu atau mungkin kamar tidur utama yang biasanya lebih luas sekitar 15 meter persegi. Guna menambah nilai estetika, langit-langit bisa dilapisi dengan wallpaper yang senada dengan tema ruangan.
Akan tetapi, perlu diingat, merancang plafon tinggi tentu memakan biaya ekstra. Karena sudah tentu akan membutuhkan jumlah material yang lebih banyak. Terakhir, Astrid menambahkan plafon tinggi juga membutuhkan jalur udara yang memadai sama seperti plafon rendah.
"Untuk air flow-nya, usahakan ada jendela baik dari sisi samping ruang, depan maupun belakang. Jarak antar jendela jangan lebih dari 6 meter. Jika tidak mau banyak jendela, bisa menggunakan kipas exhaust sebagai alternatifnya," ujar Astrid. (Fathia A/Ahm)
Foto: Kencana Jingga Residence