Liputan6.com, Jambi - Tak ada lagi yang bisa diselamatkan. Hanya baju yang melekat di badan, sisa harta benda para korban banjir di Jambi. Amukan banjir yang kian parah hingga ketinggian sekitar 4 meter membuat atap-atap rumah saja yang tersisa, yang dijadikan tempat bertahan menunggu pertolongan datang.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (10/2/2016), banjir yang menenggelamkan lebih dari 70 rumah di kawasan VII Koto, Kabupaten Tebo, Jambi terjadi pada Rabu pagi, akibat luapan Sungai Batang Tebo, ditambah luapan Sungai Batang Hari di kawasan hulu, dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Baca Juga
Advertisement
Di Sumatera Barat, jalan yang menghubungkan Sumatera Barat dengan Sungai Penuh, Provinsi Jambi, sejak Rabu dini hari lumpuh total. Jalan nasional ini tertimbun longsor Bukit Barampuang di kawasan Kampung Pisau Ilang Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Kendaraan menumpuk dan antrean mencapai belasan kilometer. Sebuah alat berat yang dikerahkan tidak bisa bekerja maksimal karena sering rusak.
Sementara derasnya arus banjir yang mengalir di Jalan Sungai Liat Muntok, Desa Kayu Besi, Kecamatan Puding Bangka Induk, Bangka Belitung, membuat evakuasi korban sulit dilakukan. Warga terpaksa harus tinggal di perkebunan sawit, menunggu diselamatkan.
Hingga kini banjir sudah merendam 23 daerah kota dan kabupaten di Indonesia. Banjir terparah terjadi di Pulau Sumatera dan Jawa.
Menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi banjir, longsor, dan puting beliung masih akan berlangsung hingga April 2016. Masyarakat diminta terus waspada dan siaga menghadapi bencana.