Liputan6.com, Jakarta - Pesawat TNI AU Super Tucano jatuh di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Timur, Rabu pagi tadi.
Pesawat lepas landas untuk uji terbang atau test flight. Oleh karena itu, tidak hanya pilot di dalam pesawat, melainkan ikut serta pula seorang mekanik.
"Jadi pada jam 10.30 WIB terjadi kecelakaan pesawat kami. Kecelakaan itu pada saat test flight, maka yang naik ada pilotnya dengan mekanik," kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Baca Juga
Advertisement
"Jadi kenapa ditanyakan tempat kopilot kok ada (mekanik) karena memang ingin mengetahui ada apa, apa ada suara kemudian ada instrumen-instrumen yang bisa dilihat," ujar dia.
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut. TNI sedang menginvestigasi. Gatot tidak bisa memberi jaminan kapan hasil investigasinya rampung.
"Harus tim investigasi yang meneliti betul apakah ini human error, apakah teknis dan sebagainya," tutur Gatot.
Gatot mengatakan, pihaknya sudah melaporkan jatuhnya pesawat Super Tucano ke Presiden Jokowi. "Saya yang melaporkan," kata Gatot.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyayangkan terjadinya insiden tersebut. Sebab, terhitung sudah 2 kali terjadi kecelakaan latihan penerbangan di Indonesia sepanjang tahun 2015 hingga 2016.
Pertama kali saat pesawat Golden Eagle T50i jatuh saat melakukan aksi akrobatik di acara Gebyar Dirgantara di dekat Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta pada akhir 2015.
"Karena ini terjadi dalam waktu yang relatif pendek dengan kejadian di Yogyakarta, perlu ada evaluasi terhadap pesawat alutsista yang digunakan latihan oleh Angkatan Udara," kata Pramono.