Liputan6.com, Malang - Pesawat TNI AU Super Tucano yang jatuh terbilang pesawat baru lantaran didatangkan dari Brasil mulai 2012.
Di Pangkalan TNI AU Abdurahman Saleh Malang, total ada 12 unit pesawat Super Tucano menempati Skuadron 21. Ini belum lagi yang ada di Pangkalan Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriyatna mengatakan, sementara ini masih dievaluasi kondisi pesawat sembari menunggu hasil identifikasi terhadap penyebab jatuhnya Super Tucano di Jalan LA Sucipto Kota Malang.
“Semua pesawat Super Tucano kita stop dulu, tak boleh terbang sampai masalahnya ketemu,” kata Agus Supriyatna di Malang, Rabu (10/2/2016).
Prosedur perawatan dan pemeriksaan dilakukan setiap 50 jam sekali. Tujuannya, mengecek sistem hidrolik dan sistem lainnya. Saat masuk 50 jam ke 6 kalinya, dilakukan cek performance untuk mengetahui kondisi pesawat secara keseluruhan.
Baca Juga
Advertisement
Untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat apakah faktor human error atau kesalahan sistem dari pabrikan, Agus menyatakan harus menunggu kerja tim identifikasi. Saat ini juga masih dilakukan pengangkatan terhadap tubuh pesawat yang jatuh di atas rumah warga tersebut.
“Menentukan apa penyebab utamanya, harus menunggu pesawat diangkat. Tim identifikasi nanti bisa melihat mesinnya dan sampai ditemukan video recorder di pesawat itu,” ungkap Agus.
Sebenarnya di akhir Februari ini dijadwalkan 4 unit Super Tucano kembali datang di Indonesia beserta teknisinya dari Brasil. Tak menutup kemungkinan, teknisi pabrikan pesawat itu akan diajak mengevaluasi penyebab jatuhnya pesawat itu.
“Ya nanti bisa tim teknisi Super Tucano dari pabrikannya akan kita libatkan dalam mengevaluasi pesawat ini,” pungkas Agus.