Rajin Olahraga Jadikan Volume Otak Lebih Besar

Mereka yang jarang berolahraga di usia 40-an tahun, dua dekade kemudian volume otak lebih kecil dibandingkan yang rajin berolahraga.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Feb 2016, 19:00 WIB
Ternyata, ada penemuan mengagetkan mengenai kegiatan olahraga berat seperti angkat beban di pusat kebugaran alias gym.

Liputan6.com, New York- Tak hanya membuat penampilan lebih baik dan tubuh sehat, berolahraga bisa memengaruhi ukuran otak. Mereka yang jarang berolahraga di usia 40-an tahun, dua dekade kemudian volume otak lebih kecil dibandingkan yang rajin berolahraga.

Dalam penelitian ini, ilmuwan melibatkan 1583 pria dan wanita yang tidak memiliki riwayat demensia dan penyakit jantung. Partisipan diminta berolahraga di atas treadmill untuk mengetahui tingkat kebugaran mereka. Lalu, 20 tahun kemudian partisipan dipanggil kembali untuk menjalani tes kebugaran dan scan otak.

Dalam penelitian ini, ilmuwan melibatkan 1583 pria dan wanita yang tidak memiliki riwayat demensia dan penyakit jantung. Partisipan diminta berolahraga di treadmill untuk mengetahui tingkat kebugaran mereka. Lalu, 20 tahun kemudian partisipan dipanggil kembali untuk menjalani tes kebugaran dan scan otak.

Hasilnya orang-orang yang tekanan darah dan denyut jantungnya meningkat dibandingkan tes 20 tahun lalu--mengindikasikan jarang olahraga--ternyata memiliki kecenderungan volume otak yang lebih kecil seperti dikutip Reuters, Kamis (11/2/2016).

"Kami menemukan, tingkat kebugaran rendah seseorang saat paruh baya terkait dengan lebih cepatnya penuaan di otak 20 tahun kemudian," terang pemimpin studi dari Boston University School of Medicine, Amerika Serikat, Nicole Spartano.

Penelitian ini memang tidak didesain untuk membuktikan kebugaran yang buruk berdampak pada penuaan otak dan penurunan kognitif. Namun, temuan ini seharusnya bisa digunakan untuk mendorong orang usia paruh baya berolahraga lebih rutin seperti disampaikan pemimpin Center for BrainHealth di University of Texas, Sandra Chapman.

"Pesan terpenting, pencegahan amat sangat berarti," tutur Sandra yang tak terlibat penelitian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya