Liputan6.com, Milan - "Di sebuah negara di mana masyarakatnya tergila-gila akan sepak bola, di mana sepak bola jadi simbol kehidupan, tetapi satu-satunya para figur wanita yang jadi berita adalah kekasih atau pasangan pemain bola. Jika yang turun main di lapangan adalah pemain bola wanita, maka semua berubah," Ini merupakan keluhan pemain bola profesional wanita di Italia. Sebuah ironi yang mengejutkan.
Ya wanita dan sepak bola Italia. Namun, kali ini bukan mengenai relasi pemain bola, pelatih, atau tokoh-tokoh sepak bola dengan wanita-wanita cantik baik hubungan resmi atau gelap. Kali ini mengenai kaum hawa di Italia yang menggeluti olahraga sepak bola secara serius. Mereka bermain sepak bola juga sebagai pekerjaan seperti halnya parapesepak bola pria.
Baca Juga
- Bukan Fans MU, Anak Rooney Pilih Tim Semenjana
- Berkat Jurnalis Ini, Keberadaan Messi 'Kantong Keresek' Ditemukan
- Satu Kursi ke F1 Terisi, Manor Racing Kembali Temui Rio Haryanto
Advertisement
Zaman semakin berubah. Kini di Italia, semakin ada ruang dan perhatian bagi wanita untuk berkarier sebagai pesepak bola profesional. Hal ini juga dibenarkan Barbara Faccheti,Ketua Delegazione della Nazionale Femminile (Delegasi Tim Nasional Wanita). Barbara adalah putri mantan Presiden Inter Milan Giacinto Facchetti.
Federasi sepak bola Italia (FIGC) sendiri sedang melakukan investasi yang semakin besar untuk sepak bola wanita Italia. Terdapat berbagai project, sehingga sepak bola wanita semakin berkembang. Tercatat lebih dari 22 ribu wanita dalam project tersebut.
Ada keinginan serius dari federasi untuk meningkatkan kualitas staff di dalam tubuh sepak bola wanita di Italia, baik pada level nasional ataupun internasional. Mereka juga telah mulai membangun kejuaraan alias liga bagi pesepak bola wanita sejak usia anak-anak.
Saat ini terdapat berbagai investasi, termasuk pada level sekolah.Di bawah monitor federesi saat ini terdapat lebih dari 3500 anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Harus diakui, bagaimanapun, di Italia, sepak bola wanita masih "dianaktirikan" jika dibanding sepak bola pria. Sepak bola pria jauh lebih mendapatkan perhatian tentunya juga jauh lebih digemari, sehingga jumlah uang yang mengalir juga jauh lebih banyak berada pada liga sepak bola pria.
Meskipun dalam dunia sepak bola wanita di Italia juga tidak sedikit uang yang berputar di dalamnya. Meskipun pendapatan para pesepak bola wanita relatif jauh lebih kecil dibanding pesepak bola pria.
Gaji tertinggi pemain bola wanita adalah 6000 euro per bulan (sekitar Rp 91 juta rupiah), yang berarti hanya 1 miliar per tahunnya. Bandingkan dengan gaji tertinggi pemain bola pria yang mencapai hampir 1 juta euro per bulan (sekitar Rp 15 miliar per bulan), yang berarti 180 miliar per tahun. Terdapat gap yang sangat besar.
Untungnya, belakangan ini, federasi mulai meningkatkan perhatiannya, bagi dunia sepak bola wanita di Italia. Tendensipun mulai berubah. Saat ini pihak federasi mulai melihat lebih hasil-hasil real dari sepak bola wanita baik dari segi prestasi maupun bisnis.
Sepak bola merupakan olahraga yang juga bagi para wanita, dan saat ini semakin menjadi hal yang alami di Italia. Masyarakat Italia-pun semakin melihat hal tersebut sebagai hal yang semakin wajar. Diharapkan ke depannya, sepak bola wanita di Italia semakin maju.