Cerita Ayah Akseyna Soal Kematian Anaknya dan Komunitas LGBT

Akseyna Ahad Dori ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI Depok pada 26 Maret 2015.

oleh Audrey Santoso diperbarui 11 Feb 2016, 19:01 WIB
Tim Polda Metro Jaya dan Polres Depok melakukan olah TKP di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, yang mrupakan lokasi jenazah Akseyna.

Liputan6.com, Jakarta - Kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia, dikabarkan terkait komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di kalangan mahasiswa UI.

Namun ayahanda Akseyna membantah anaknya seorang penyuka sesama jenis.

"Saya tahu anak saya, dia sehat dan normal," ujar Mardoto ketika dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Kamis (11/2/2016).

Mardoto mengatakan jika benar kematian Akseyna terkait komunitas tersebut, tak bisa serta merta dimaknai anaknya bagian dari perkumpulan itu.

Bisa saja anaknya menolak diajak bergabung hingga menimbulkan sakit hati. Atau mungkin Akseyna mengetahui kegiatan di komunitas tersebut yang membuat para anggotanya tidak nyaman.


"Jika memang betul ada kaitannya dengan komunitas LGBT atau komunitas mana pun, mungkin anak saya menolak bergabung atau mengetahui kegiatan mereka (komunitas LGBT) yang membuat mereka tidak nyaman lalu membuat perhitungan dengan anak saya," papar dia.

Sebelumnya, Akseyna Ahad Dori ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI, Depok, pada 26 Maret 2015.

Jasad pemuda yang akrab disapa Ace itu sempat bersemayam berhari-hari di kamar jenazah RS Polri Kramat Jati karena tidak ada satu pun yang mengenali korban atau menemukan identitas korban.

Dari berita di surat kabar, Kolonel Penerbang Mardoto mencurigai jasad tersebut adalah anaknya. Hal itu karena sudah berhari-hari tak dapat menghubungi anaknya yang kuliah di UI.

Saat mengecek barang-barang korban yang ditemukan di lokasi dan mendatangi RS Polri, Mardoto harus berbesar hati. Jasad tersebut adalah buah hatinya, Ace.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya