Liputan6.com, Jakarta Sudah jarang rasanya melihat seorang anak yang berlutut bahkan bersujud di hadapan orangtuanya selain di hari besar keagamaan. Namun di China, ada seorang pria berusia 46 tahun, Zhang Jinli, yang tak segan memohon maaf dan bersujud meminta ampun pada kedua orangtuanya karena tidak bisa merawat mereka.
Seperti diberitakan Dailymail, Jumat (12/2/2016), di China, anak-anak biasanya dididik untuk bisa merawat orangtua mereka, khususnya bila mereka sudah tua renta. Namun kondisi yang biasanya tidak mendukung, mengharuskan banyak orang mencari pekerjaan ke kota-kota sehingga mereka harus meninggalkan orangtuanya.
Budaya ini sering disebut sebagai berbakti kepada orangtua. Kebajikan menghormati satu ayah, orang tua, dan leluhur ini wajib hukumnya di China. Berasal dari filosofi Konfusius (551-470 SM), budaya ini masih banyak dianggap penting. Bahkan sejak anak-anak, mereka dididk untuk bisa menghormati dan merawat orang tua mereka.
Baca Juga
Advertisement
Orang-orang China berpikir, orangtua telah bersusah payah untuk merawat dan membesarkan anaknya. Karena itu, sangat penting bagi anak-anak untuk merawat orangtua ketika mereka dewasa.
Zhang tidak bisa menahan air matanya kala melihat kedua orangtuanya. Dia hanya bisa berlutut berkali-kali di depan ayahnya yang sudah tua dan meminta maaf. Dia mengaku menyesal tidak bisa mengurus orangtuanya karena harus bekerja di kota.
People's Daily Online melaporkan, Zhang kembali bertemu orangtuanya saat Imlek beberapa hari lalu. Dia tinggal bersama istri dan anak-anaknya di Beijing yang berjarak sekitar 380 mil dari kota kelahirannya. Ia harus kembali ke ibukota untuk bekerja pada hari berikutnya.
Salah satu pengguna Weibo bernama 'Xuxuxu_minjun' menulis, "Ketika Anda meninggalkan rumah Anda dapat mengetahui hal-hal baik."
Pengguna lain mengatakan 'Wei meng xian ren bu meng jun' yang kurang lebih diartikan "Selama orangtua Anda masih hidup, Anda tidak boleh meninggalkannya terlalu lama. Nama mereka harus diukir dalam hati."
Sementara akun TonyLiusep mengatakan, "Siapa yang ingin mengucapkan selamat tinggal, begitu sulit untuk menahan air mata."