Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan menghadiri ASEAN-US Summit di Sunnyland, California, Amerika Serikat pada 15-16 Februari 2015. Salah satu agenda yang akan dibahas dalam pertemuan itu adalah tentang penanggulangan terorisme.
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan masalah terorisme tengah menjadi perhatian berbagai belahan dunia.
"Kita sudah punya kerja sama dengan berbagai negara, soal teroris. Kemarin juga Rusia menawarkan hal yang sama. Kita ini non-blok. Jadi kalau Presiden Jokowi di Amerika nanti, beliau juga akan bicara hal ini (kerja sama keamanan)," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Dia menegaskan, dengan kerja sama seperti itu, strategi keamanan dengan pasukan khusus bisa berjalan.
"Strategi kita pasukan khusus bisa hadapi. Kalau ada apa-apa kita bisa serbu. Kita enggak mau kayak Paris dan Mumbai, kita tunggu ada korban, kalau tidak tunggu juga ada korban," Luhut Pandjaitan mengungkapkan.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, memuji langkah Presiden Jokowi untuk bicara masalah terorisme. Namun, dia mengingatkan pemerintah harus hati-hati dalam menyampaikan masalah ini.
"Presiden agar hati-hati menyampaikan definisi terorisme. Misalnya, definisi teroris bagi AS dan ASEAN kan berbeda. Jangan sampai dikaitkan oleh agama tertentu," tutur Meutya.
Politikus Golkar itu pun juga mengingatkan, agar Forum ASEAN-US Summit nanti, digiring untuk mengecam agama sebagai biang keladi teroris.
"Intinya, jangan digiring oleh pemahaman terorisme ala barat," tandas Meutya.