Liputan6.com, Jakarta - Tim Repsol Honda uring-uringan karena belum juga cocok dengan perangkat elektronik (ECU) standar yang dipakai untuk motor MotoGP musim ini. Honda menilai elektronik menjadi masalah terbesar mereka yang harus dipecahkan.
Baca Juga
- Sekali Main, Real Madrid Bayar Bale Rp 11,4 Miliar
- Marquez Tiba di Indonesia dengan Perut Keroncongan
- Gagal di Liga Champions, MU Siap Cetak Rekor Pemasukan
Advertisement
Menurut bos Repsol Honda, Lipio Suppo, ECU standar produksi Magneti Marelli itu belum bisa adaptasi dengan mesin. Ini membuat catatan waktu pembalap Repsol Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa masih kalah dari duo Yamaha Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Perubahan signifikan di regulasi MotoGP 2016 memang membuat Honda bingung. Bagaimana tidak, jika sebelumnya perangkat elektronik bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan, kini mereka harus pakai elektronik yang standar.
Apa sebenarnya kendala terbesar di perangkat elektronik standar? Seperti dikutip crash, ECU standar tak memungkinkan pembalap untuk atur traksi dan juga konsumsi bensin di balapan.
Contohnya bisa dilihat pada kasus pembalap Ducati Andrea Iannone tahun lalu. Saat memulai balapan di MotoGP Jerez, motornya disetel untuk balapan basah. Tapi setelah tiga atau empat balapan, saat trek mengering, ECU dengan pintar mengubah setelan traksi, wheelie dan torsi.
ECU modifikasi seperti tahun lalu memungkinkan pembalap dengan otomatis ubah gaya balap karena bantuan perangkat elektronik. Dengan ECU standar di MotoGP 2016, semua kemudahan itu tak didapatkan lagi.
Kembali ke contoh Iannone, kala itu dia yang sempat tercecer di posisi ke-11 mampu finis di posisi keenam. Tiba-tiba dia bisa imbangi kecepatan Valentino Rossi yang rebut podium ketiga saat itu.
Dengan ECU standar sekarang, semua program harus disetel sebelum balapan. Jika terjadi perubahan cuaca atau suhu, ECU tak otomatis ubah setelan. Khusus untuk kontrol traksi, pembalap masih memungkinkan lakukannya dengan menekan tombol di setang motor.
"ECU milik pabrikan seperti tahun lalu gunakan strategi adaptif yang memungkinkan untuk sesuaikan setelan secara otomatis terhadap kondisi ban dan konsumsi bensin. Itu tak bisa lagi dilakukan di ECU standar," kata Direktur Teknologi MotoGP, Corrado Cecchinelli.