Liputan6.com, Jakarta Sepak bola dunia geger sepanjang tahun ini berkat bocoran-bocoran data lengkap transfer dan kontrak pemain di Eropa. Bukan sembarang pemain, tapi kontrak pemain bintang seperti Gareth Bale, Toni Kroos, David de Gea hingga Jackson Martinez yang bocor ke publik.
Baca Juga
- 3 Perusahaan Indonesia Turut Andil Bikin MU Kaya Raya
- Marquez Tiba di Indonesia dengan Perut Keroncongan
- Gagal di Liga Champions, MU Siap Cetak Rekor Pemasukan
Advertisement
Biang keroknya yaitu situs Football Leaks. Situs yang belum diketahui siapa pembuatnya itu mengungkap detail kontrak pemain-pemain bintang yang kerap bikin sang pemain atau agen pemain marah.
Football Leaks meniru apa yang dilakukan Wikileaks buatan Julian Assange pada 2010 lalu. Bedanya wikileaks menguak semua ketidakberesan yang terjadi di pemerintahan Amerika Serikat, sedangkan ini hanya sepak bola saja.
Media Spanyol, Marca klaim bisa lakukan kontak dengan si pembuat Football Leaks. Padahal tak ada nama kontak atau alamat yang bisa dihubungi sejak fenomena pembobol transfer pemain ini mencuat pada September 2015 lalu.
Marca menduga jika aktor di balik Football Leaks yaitu orang Portugal. Media asal Spanyol yang bermarkas di Madrid itu klaim kontak 'sang aktor' lewat email.
"Untuk saat ini kami tak bisa ungkap informasi tentang internal kami," jawab 'si pelaku' di email Marca.
"Football Leaks muncul di internet sebagai organisasi yang dibuat untuk mencari kebenaran. Hanya dengan tekanan publik Anda bisa temukan hal yang tersembunyi di sepak bola."
Di awali oleh kontrak kontroversial pelatih asal Portugal Jorge Jesus dengan Sporting Lisbon, kini deretan transfer bocor menyebar melibatkan Gareth Bale, Neymar, Mesut Ozil, Anthony Martial, Radamel Falcao..
"Kami tak tahu pasti berapa dokumen yang kami dapat, tapi ada sekitar 300 gigabytes informasi. Tak ada satupun yang palsu. Tak ada yang bisa bungkam kami," jawab 'si pelaku' di situs Football Leaks di email Marca.
Football Leaks memicu kemarahan beberapa organisasi salah satunya Doyen Sports. Organisasi milik Doyen Group yang dibuat pada 2008 ini bergerak di transfer pemain.
Kegiatan Football Leaks saat ini dipantau otoritas di Portugal karena Doyen Sports melaporkan jika mereka sudah diperas dan menuduh Football Leaks sudah curi dokumen rahasia yang lalu dimanipulasi.
"Kami menerima email aneh awal Desember. Seseorang ingin beli semua dokumen kami dan menawarkan 650 ribu euro. Mereka juga tawarkan kolaborasi, semuanya tampak aneh. Kami tentu tolak proposal itu."