Sedih, Kura-kura Belawa Terancam Punah

Kura-kura Belawa hanya hidup di Desa Belawa, butuh perhatian khusus agar tidak punah

oleh Panji Prayitno diperbarui 14 Feb 2016, 22:04 WIB
Kura-kura Belawa hanya hidup di Desa Belawa, mereka membutuhkan perhatian khusus agar tidak punah

Liputan6.com, Cirebon - Sebanyak 50 tukik (anak kura-kura) Belawa (Amyda Cartilaginea) di Desa Belawa Blok Cikuya Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon dilepasliarkan ke habitatnya. Satwa ini uniknya hanya hidup di Desa Belawa.

Koordinator Pegiat Konservasi Kura-kura khas Cirebon Dwi Triantoro mengatakan  pelepasliaran kura Belawa bersamaan dengan momentum Hari Kasih Sayang pada Minggu (14/2) ini.

"Kura-kura Belawa hanya hidup di Desa Belawa, mereka membutuhkan perhatian khusus agar tidak punah," kata Dwi, Minggu (15/2/2016).

Selain melepasliarkan anak kura-kura, warga desa setempat juga bahu membahu membersihkan kolam yang menjadi tempat tinggal satwa itu.

Anak Kura-kura Belawa yang dilepaskan ke kolam pembesaran tersebut rata-rata baru berusia dua minggu setelah bertelur.

Sementara, penangkar Kura-kura Belawa, Kusna, mengatakan, hewan langka tersebut rentan terkena penyakit ganas yang menggerogoti anggota tubuh kura-kura.

Sampai sekarang jenis penyakit ini tidak diketahui namanya namun Kusna menyebutnya dengan ‘Virus’.

 

"Kura-kura Belawa yang mati kena virus ada 198 ekor kura-kura dewasa. Sekarang tinggal 200 ekor kura-kura dewasa umurnya di atas 5 tahun dan kura-kura yang umurnya 1 tahun," terang Kusna.

Sedangkan untuk rentang reproduksi kura-kura itu sendiri, satu kura-kura bisa menghasilkan enam butir telur pada setiap musim bertelur yakni Juni hingga Desember.

"Sekali bertelur paling ada enam butir. Selama kurang lebih dua minggu baru menetas," kata Kusna.

Kepala Desa Belawa, Kamon Haryanto, menambahkan, objek Wisata Belawa membutuhkan perhatian khusus mengingat jumlah kura-kura yang semakin menyusut karena virus dan dana untuk operasionalnya pun terbatas.

Sementara tahun ini Pemkab Cirebon menghapus anggaran pengelolaan dan konservasi Kura-kura Belawa. kasno pun terpaksa menyisihkan anggaran desa untuk tetap menjaga dan melestarikan kura-kura belawa itu.

"Tahun lalu saja kami disubsidi Rp 200-500 ribu per bulan untuk biaya pakan. Sementara jumlah kura-kura saja sudah mencapai 200 secara keseluruhan. Tempat masih tidak layak pula," keluh Kamon.

Dia berharap untuk mendapat perhatian serius dari lembaga maupun organisasi pegiat konservasi yang ada di Indonesia.

"Kami juga perlu memutar dana minimal bisa memenuhi pakannya saja. Kura-kura ini sudah ada sejak saya kecil dan memang habitatnya di sini," tandas Kamon.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya