Liputan6.com, Jakarta - Tepat 55 tahun silam atau pada 15 Februari 1961, pesawat tipe Boeing milik maskapai Sabena Airlines mengalami kecelakaan yang luar biasa saat pendaratan darurat. Boeing 707 itu meledak di kawasan Berg, dekat Bandara Brussels, Belgia, saat baru saja roda menyentuh di tanah lapang.
Seperti dimuat BBC on This Day, akibatnya kecelakaan, sebanyak 73 penumpang tewas, termasuk 11 kru pesawat dan seorang yang tengah berada di dekat landasan pendaratan.
Sebagian besar korban adalah warga Amerika Serikat, termasuk 17 atlet skating yang hendak menuju Praha untuk kejuaraan dunia pekan depan setelah kejadian.
Pesawat yang mengalami celaka di lahan dekat kawasan pertanian itu sebelumnya diketahui hilang kontak dengan pihak pengawas lalu lintas udara Bandara Brussels pada jarak 25 mil dari bandara tersebut.
Menurut otoritas penerbangan setempat, sang pilot mencoba melakukan pendaratan darurat namun laju pesawat ketika itu terlalu cepat menuju tanah.
"Pilot mencoba menaikkan ketinggian lagi setelah hendak mendarat, tapi gagal," ungkap petugas itu. "Kemudian sesuatu yang luar biasa terjadi. Pesawat sempat berputar hingga akhirnya meledak."
Baca Juga
Advertisement
Seorang tokoh masyarakat di desa lokasi kejadian mengaku melihat cahaya kilat yang begitu cepat di langit dan tak lama kemudian terdengar ledakan dan asap membumbung tinggi ke langit.
Tak lama setelah kejadian, Raja Belgia Baudouin dan Ratu Fabiola datang ke lokasi kecelakaan dan menyatakan duka cita atas musibah ini.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Badan Penerbangan Belgia menyatakan pesawat celaka karena kemudi pesawat mengalami lepas kontrol yang disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem stabiliser pesawat tersebut.
Selain untuk Belgia, kecelakaan ini juga menjadi musibah bagi Amerika Serikat. Warga AS menggelar peringatan mengenang para korban dan pada 2001, kejuaraan skating digelar di Madison Gardens untuk memperingati para korban tewas di Boeing nahas tersebut.
Sejarah lain mencatat pada 15 Februari 2003, protes dan demonstrasi global terhadap Perang Irak terjadi di 600 kota di dunia. Sekitar 10.000.000-15.000.000 orang berpartisipasi, membuat demonstrasi ini menjadi terbesar sepanjang masa.