Saran Psikolog agar Cepat Bangkit Usai Bercerai

Sering kali orang meratapi kehidupan masa lalu, tapi tidak ada action plan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Feb 2016, 18:30 WIB
Action plan amat dibutuhkan usai bercerai. (Foto: magazine.foxnews.com)

Liputan6.com, Jakarta Hubungan pernikahan membuat seseorang menginvestasikan waktu dan tenaga untuk pasangan. Ketika berpisah lewat perceraian, wajar jika tak mudah melepaskan ikatan yang telah dibina. 

Agar tak terjebak pada masa lalu, orang yang mengalami hal tersebut harus memiliki visi jangka panjang dalam meraih sesuatu seperti dituturkan psikolog klinis Efnie Indrianie.

"Sering kali orang meratapi kehidupan masa lalu tapi tidak ada action plan. Sehingga membuatnya seperti berada dalam lingkaran setan saja," papar Efnie.

Action plan yang dimaksud seperti menambah jaringan, wawasan dan pengetahuan. Serta menentukan target kehidupan dalam satu, dua, tiga hingga 10 tahun ke depan seperti diungkapkan psikolog yang juga dosen di sebuah universitas swasta di Bandung ini.

Pada beberapa orang yang memiliki kesehatan mental yang baik, akan lebih mudah menjalani kehidupan seperti itu. Namun bagi yang merasa tidak berdaya menghadapinya tak ada salahnya mendatangi psikolog.

"Orang yang seperti ini perlu melakukan terapi dengan ahlinya. Ada terapi tertentu yang dijalankan. Lalu psikolog akan membantunya dalam membuat action plan," tutur Efnie.

Hal yang tak kalah pentingnya untuk bangkit dari perceraian adalah dukungan mental dari orang terdekat. 

"Jika pun tidak ke psikolog, paling tidak ada orang-orang yang bisa mendukungnya. Karena pada beberapa orang hal ini memang berat, jika dibiarkan in the end depresi. Jika sudah depresi itu kan makin repot lagi, boro-boro move on," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya