Liputan6.com, Jakarta - Pentolan Kalijodo Aziz menilai, pandangan Pemprov DKI Jakarta salah terhadap Kalijodo. Dia menyatakan, kawasan Kalijodo bukanlah jalur hijau.
"Untuk dibuat jalur hijau, kapan? Mana lebih duluan, hunian atau jalur hijau duluan? Mereka kurang paham," ujar pria yang karib disapa Daeng Aziz itu di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (15/2/2016).
"Ini perlu dikaji ulang, menurut informaisi masyarakat. Program jalur hijau lebih dulu mana daripada masyarakat domisili? Di sana kurang lebih 70 tahun tinggal," imbuh dia.
Baca Juga
Advertisement
Aziz juga meminta Pemprov DKI Jakarta berlaku adil. Jangan hanya perkampungan yang digusur. Menurut dia, kawasan elite yang ada di bantaran kali juga harus ditertibkan.
"Saya bilang, masyarakat membutuhkan lahirnya keadilan? Kok Season City sama statusnya dengan Kalijodo? Taman Anggrek sama statusnya dengan Kalijido? Jika hanya Kalijodo yang dibongkar, akan pasti masyarakat bertanya. Di mana akan ada keadilan?" pungkas Aziz.
Daeng Aziz mendatangi gedung DPRD DKI Jakarta siang tadi untuk membicarakan soal relokasi kawasan Kalijodo. Namun dia gagal menemui sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta, termasuk Abraham Lunggana atau Haji Lulung.
Setiba di gedung dewan, Aziz langsung menuju ke setiap lantai fraksi dan komisi. Beberapa warga Kalijodo lainnya juga ikut mendampingi.
Pria yang mengenakan batik lengan panjang itu terus masuk dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Sampai akhirnya Daeng Aziz menyerah dan memilih meninggalkan gedung DPRD DKI itu.
Pemprov DKI Jakarta terus menyosialisasikan warga di kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, mengenai penertiban di kawasan tersebut. Gubernur DKI Jakarta Ahok ingin kawasan itu sudah tertib saat Jakarta menjadi tuan rumah Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 6-7 Maret 2016.