Liputan6.com, Jakarta - Kalijodo merupakan salah satu lokasi padat penduduk di wilayah perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Di sepanjang kawasan ini, bangunan semi permanen banyak berdiri dan beberapa di antaranya berfungsi sebagai wisma-wisma yang menawarkan jasa prostitusi.
Tak mengherankan jika saat malam hari, suasana Kalijodo pun semakin semarak.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (15/2/2016), Kalijodo yang dahulu bernama Kali Angke, sudah menggaung sejak tahun 1950-an. Dahulu, kawasan ini kerap menjadi lokasi perayaan Pesta Air alias Peh Cun. Tradisi Tionghoa yang digelar setiap 100 hari usai Imlek, yang menjadi tempat berkumpul dan bertemunya para muda-mudi.
Baca Juga
Advertisement
Sementara kisah Kalijodo ini pernah diangkat dalam film Ca Bau Kan, buah karya novelis Remy Silado. Sayang, sejak tahun 1970-an, wajah Kalijodo semakin buram dan lebih lekat dengan kawasan prostitusi.
Beberapa kali kawasan ini disebut-sebut akan digusur, namun Kalijodo tetap berdiri. Belakangan, dengan alasan berada di jalur hijau, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersikukuh akan segera membereskan Kalijodo.
Bukan tidak mungkin mengubah wajah Kalijodo. Jika Pemprov DKI serius, Kalijodo yang identik dengan protitusi bisa berganti wajah menjadi lokasi pariwisata seperti di masa kejayaannya dulu.