Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menerangkan, pada perdagangan saham kemarin mayorits Bursa Asia berbalik arah menguat karena pelaku pasar menilai pelemahan ekuitas telah cukup berlebihan. Sementara, otoritas Bursa moneter Eropa dan Jepang memberi isyarat untuk memberi stimulus tambahan untuk menopang ekonomi global.
"Bank Sentral China pun kembali meningkatkan upaya untuk memulihkan stabilitas mata uang dan perekonomian bangsa. (Itu) sebagai pemecah pernyataan depresiasi yuan yang tanpa batas meskipun depresiasi yuan belum menunjukan hasil dikarenakan tingkat ekspor China bulan Januari masih menurun di level minus 11,2 persen dari minus 1,4 persen di periode yang sama tahun lalu," kata dia dalam ulasannya, di Jakarta, Selasa (15/2/2016).
Baca Juga
Advertisement
Lanjar mengatakan, hal tersebut mengangkat IHSG pada perdagangan saham kemarin. IHSG menguat 26,33 poin atau 0,56 persen ke level 4740,73. Investor asing mencatatkan aksi beli bersih Rp 146,39 miliar.
Meski begitu, penurunan ekspor yang sebelumnya minus 17,66 persen Januari 2015 menjadi minus 20,72 persen pada Januari 2016 menahan gerak indeks saham.
"Dengan ekspetasi minus 15,20 persen menjadi penahan laju penguatan IHSG di saat mayoritas Bursa Asia rebound cukup tinggi dan nilai tukar rupiah menguat 0,82 persen," tuturnya.
Dia mengatakan IHSG akan bergerak di level support 4.690 dan resistance pada level 4.800.
Senada, PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak variatif pada perdagangan saham hari ini. Indeks saham akan bergerak pada support 4.690 dan resistance pada level 4.786.
Untuk rekomendasikan saham, dia memilih jual untuk PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Kemudian akumulasi saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Ciputra Development Tbk (CTRA). (Amd/Zul)