Liputan6.com, Jakarta - Polisi terlibat baku tembak dengan 2 anak buah pimpinan jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso, di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin pagi kemarin. Fakta ini menimbulkan pertanyaan karena jauhnya posisi 2 tersangka dengan lokasi keberadaan Santoso di Poso.
Namun, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku tidak heran dengan keberadaan anak buah Santoso di luar wilayah yang seharusnya itu. Sebab, Santoso alias Abu Wardah, disebutkan punya hubungan khusus dengan daerah tersebut.
"Kan istrinya Santoso itu dari Bima, yang istri kedua. Ada beberapa orang yang di Bima terkait dengan Santoso dan yang sudah di Poso bergabung dengan Santoso," kata Badrodin di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (15/2/2016).
Istri kedua Santoso itu diduga saat ini sudah diboyong ke Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, dan berjualan dengan anaknya di sana. Sedangkan, istri pertamanya dibawa ke Gunung Biru, Poso, lokasi markas Santoso dan anak buahnya.
"Hingga 2015, mereka masih kerap berkomunikasi. Namun, keberadaan jaringan Santoso di Bima bukan pengaruh dari istrinya," tutur Badrodin.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, seorang anggota polisi tertembak di bagian tangan sementara satu orang pelaku meninggal dalam baku tembak di Bima.
Dua orang pelaku lainnya berhasil ditangkap dan sudah ditahan serta diperiksa intensif oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror.
"Tadi ditemukan senjata, senjatanya anggota Polri dari kejadian Kapolsek Ambalawi yang ditembak kemudian senjatanya diambil," kata Badrodin.
Selain itu, kelompok itu juga terlibat dengan penembakan anggota Polri yang bertugas di Poso beberapa waktu lalu.