Aplikasi 'Bersih-bersih' di Android Bikin Lelet, Kok Bisa?

Clean Master digunakan untuk membersihkan cache, membebaskan RAM dan membunuh aplikasi. Tapi aplikasi ini juga justru membuat Anroid lelet.

oleh M Hidayat diperbarui 18 Feb 2016, 19:55 WIB
clean master. foto: playstore

Liputan6.com, Jakarta - Seperti halnya di komputer, smartphone juga terdapat aplikasi yang bertugas untuk membersihkan sisa-sisa tembolok (cache) dari sistem.

Salah satunya adalah aplikasi Clean Master, yang sangat populer di kalangan pengguna perangkat berbasis Android. Tak hanya membersihkan cache, Clean Master juga dapat digunakan untuk 'membebaskan' RAM dan 'membunuh' aplikasi.

Menurut pantauan Tekno Liputan6.com di Google Play Store, per 16 Februari 2016 Clean Master telah terpasang di lebih dari setengah miliar perangkat berbasis Android. Melihat angka tersebut, sekilas dapat kita tarik kesimpulan bahwa aplikasi ini sangat berguna.

Namun di sisi lain, sebagian pihak menganggap aplikasi ini justru menjadi membuat perangkat berbasis Android menjadi lelet. Benarkah demikian? Berikut ini penjelasannya, yang tim Tekno Liputan6.com kutip dari Make Use Of, Kamis (18/2/2016).


Selanjutnya

Bagaimana Android Menangani RAM dan Aplikasi

Untuk memahami bagaimana Android menangani RAM, kita perlu terlebih dulu memahami apa itu RAM dan bagaimana cara kerjanya.

Sebenarnya ada banyak hal teknis mengenai ini. Tetapi secara sederhana, RAM yang berarti Random Access Memory merupakan jenis memory (penyimpanan) yang sangat cepat, namun menghilang ketika perangkat dimatikan. Oleh karena itu, RAM berguna untuk menyimpan informasi temporer (sementara) yang banyak berubah dan sering diakses.

Di Windows, orang biasanya ingin membuat kapasitas RAM tersedia atau tersisa sebanyak mungkin, sehingga program memiliki cukup ruang untuk beroperasi.

Namun, ketika RAM terisi penuh, Windows 'dipaksa' untuk mulai menggunakan ruang hard drive sebagai virtual RAM. Di sini perlu diketahui bahwa virtual RAM yang diperankan hard drive jauh lebih lambat dari RAM sebenarnya.

Konsep sederhana itulah yang tidak benar di Android. Android memiliki 'petugas' sendiri yang mengatur RAM untuk aplikasi dan memastikan RAM digunakan seoptimal mungkin. Bahkan, Android sengaja mencoba memuat aplikasi ke dalam RAM demi performa lebih baik.

Pada perangkat seluler, setiap bit kecepatan penting bagi pengalaman pengguna yang baik, sehingga tetap membiarkan aplikasi berjalan di RAM sebenarnya merupakan hal bagus. Jika Anda menggunakan banyak aplikasi berbeda, mungkin Anda ingin mempertimbangkan model smartphone dengan RAM lebih besar ketika akan membeli smartphone.

Selain itu, Android tidak hanya bertugas menangani RAM, tetapi juga melacak aplikasi latar belakang (background application), sehingga mereka tidak menggunakan sumber daya prosesor yang tidak begitu diperlukan.

(Why/Cas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya