Liputan6.com, Jakarta - Diduga bukan hanya gunung es yang menenggelamkan Titanic di tengah pelayaran perdananya 15 April 1912. Sejumlah orang yakin, kapal terbesar dan termewah pada masanya itu menjadi korban sebuah 'kutukan'.
Konon di antara kargo yang diangkut bahtera tersebut, terdapat sebuah mumi berjuluk 'The Unlucky Mummy', yang punya reputasi mengerikan: sebagai pembawa sial.
Mumi Mesir Kuno tersebut dikabarkan disimpan dalam sebuah peti batu atau sarkofagus. Ia disegel dengan kutukan-kutukan mengerikan -- yang membuat Titanic, sekaligus gunung es yang ditabraknya ke akhir yang tragis.
Baca Juga
Advertisement
Jasad yang diawetkan tersebut diduga adalah seorang putri dari Kerajaan Mesir Kuno yang bernama Amen-Ra. Ia diduga tewas misterius pada tahun 1.500 sebelum Masehi.
Kisah tersebut dikabarkan di sejumlah media pasca-tenggelamnya Titanic. Disebut-sebut, mumi tersebut disimpan ruang bawah tanah rahasia di British Museum.
Hanya replikanya yang dipajang. Hal itu dilakukan demi melindungi para staf dan pengunjung.
Kemudian, seorang ahli Mesir Kuno dari Amerika Serikat menemukan bahwa peti batu yang dipajang di museum Inggris itu palsu belaka. Maka, ia membujuk pihak museum agar artefak itu bisa ia beli untuk dibawa ke Amerika Serikat.
Setelah itu, peti batu tersebut dibungkus sedemikian rupa hingga tak ada yang menyadari apa gerangan yang ada di dalamnya dan diangkut dalam kargo Titanic.
"Bungkusan berisi mumi tersebut harus diangkut ke dalam kapal diam-diam, karena bentuknya yang mirip peti mati," demikian kutipan yang dimuat koran kuno Milwaukee Journal pada 10 Mei 1914. "Akhirnya kami selamat darinya...Keesokan harinya mumi tersebut akan meninggalkan Inggris dengan menaiki kapal uap Titanic."
Benarkah demikian yang terjadi?
Horor Kutukan Beruntun
Kisah Kutukan Beruntun
Putri Amen-Ra hidup sekitar 1.500 tahun Sebelum Masehi. Saat meninggal dunia, jasadnya yang sudah dimumikan ditempatkan dalam peti dan dimakamkan dalam kamar batu di Luxor, di tepi sungai Nil.
Pada akhir 1980-an, 4 pemuda kaya asal Inggris mengunjungi lokasi ekskavasi arkeologi di Lixor, mereka ditawari untuk membeli sebuah peti berisi mumi Putri Amen-Ra.
Salah satu dari mereka membayar ribuan poundsterling untuk menebus artefak itu dan membawanya ke hotel tempatnya menginap. Beberapa jam kemudian, ia terlihat berjalan ke arah gurun dan tak pernah kembali. Lenyap begitu saja.
Hari berikutnya, seorang pemuda lainnya secara tak sengaja menjadi sasaran tembak seorang pelayan Mesir. Lengannya luka parah dan harus diamputasi.
Yang ketiga juga mengalami kemalangan. Saat kembali ke Inggris, bank tempat menyimpan semua uangnya bangkrut. Sementara, pemuda keempat konon menderita sakit parah, kehilangan pekerjaan, dan terpaksa menjual korek api di jalanan untuk bertahan hidup.
Meski demikian, peti berisi mumi tersebut akhirnya tiba di Inggris -- menebar kesialan di sepanjang perjalanan. Seorang pengusaha yang membelinya lalu membawanya ke London.
Setelah itu, 3 anggota keluarga pria tersebut terluka akibat kecelakaan lalu lintas, rumahnya pun terbakar habis. Pebisnis tersebut kemudian menyumbangkan peti mati itu ke British Museum.
Konon, saat peti itu diturunkan dari truk, kendaraan tersebut mendadak mundur dan menabrak seseorang yang kebetulan melintas jalan.
Dan, saat artefak itu diangkat menaiki tangga oleh dua pekerja, nasib sial menimpa mereka.
Salah satu pekerja jatuh, kakinya retak. Lainnya, yang dilaporkan segar bugar, meninggal dunia 2 hari kemudian.
Saat mumi tersebut ditempatkan di Egyptian Room, masalah muncul. Penjaga malam museum dikabarkan mendengar suara gedoran panik dan tangisan dari dalam peti mati. Benda-benda lain yang dipamerkan di dekatnya sering terlempar tanpa sebab jelas kala malam.
Setelah seorang penjaga tewas, karyawan lain mengajukan pengunduran diri. Petugas bersih-bersih menolak mendekati mumi tersebut. Tak hanya itu, ketika seorang pengunjung menjentikkan jari untuk mengusir debu yang menempel di lukisan wajah di permukaan peti mati, tak lama kemudian anaknya meninggal karena campak.
Akhirnya, pihak museum memutuskan untuk menyimpan peti berisi mumi tersebut di ruang bawah tanah.
Kabar soal benda kuno itu bocor ke media. Saat seorang jurnalis memotretnya, dalam foto hasil jepretannya, lukisan wajah tersebut berubah menjadi raut muka manusia yang mengerikan. Fotografer itu dikabarkan pulang ke rumah, mengunci diri dalam kamar, dan bunuh diri.
Seorang paranormal pun dipanggil. Namanya Madame Helena Blavatsky. Ia mengatakan, tak ada yang bisa dilakukan untuk mengusir kutukan itu.
Mendengar soal itu, seorang arkeolog Amerika Serikat membayar sejumlah uang untuk membawa benda itu ke New York, menaiki Titanic.
Advertisement
Petunjuk ke Arah Kebenaran
Kisah tersebut secara logis konsisten. Namun, keterangan soal salah satu nama yang disebut Helena Blavatsky menimbulkan tanda tanya.
Peti berisi mumi konon dibeli para pemuda kaya di Luxor pada 1890-an. Sementara, kesimpulan Blavatsky dikisahkan mendorong seorang arkeolog AS membelinya dan cepat-cepat mengangkutnya ke Titanic.
Klaim tersebut, seperti dikutip dari situs Snopes, tak mungkin benar. Sebab, Helena Blavatsky meninggal dunia akibat flu pada 1891, sementara pelayaran pertama Titanic terjadi pada 1912.
Fakta kedua, pada 1985, Charles Haas, presiden Titanic Historical Society mendapatkan akses ke manifes dan diagram kargo Titanic.
Meski kapal tersebut mengangkut barang-barang tak biasa seperti bulu-bulu unggas, topi bulu binatang, jaringan sel, suku cadang, kulit, bulu kelinci, karet, jaring rambut, dan perangkat pendingin -- tak ada petunjuk ada keberadaan mumi di sana.
"Manifes kargo mematahkan mitos tersebut," kata dia. Telaah sejumlah ahli juga menyimpulkan hal yang sama.
Juga perlu diperhatikan, Amen-Ra bukan merujuk pada tempat, melainkan nama dewa Mesir Kuno.
Apalagi, faktanya, 'Unlucky Mummy' hanyalah penutup peti mati, ia sama sekali tak berisi mumi. Lagipula, artefak tersebut tak pernah meninggalkan British Museum hingga saat ini.
Ia tercatat dengan kode BM No. 22542, dan berada di Second Egyptian Room di British Museum.
Jadi, mengapa kisah mengerikan tersebut muncul?
Mitos Titanic
Asal Mula Kisah Horor
Kisah horor tersebut bermula dari dua pria Inggris, William Stead dan Douglas Murray. Stead adalah jurnalis dan editor yang kerap membuat sensasi. Sementara, Murray konon adalah seorang 'ahli Mesir Kuno'.
Stead dan Murray mengarang kisah horor tentang mumi. Saat mengunjungi First Egyptian Room di British Museum dan menjumpai penutup peti tersebut, mereka berpendapat teror dan penderitaan yang terlukis di sana menggambarkan arwah mendiang yang tersiksa dan bergentayangan.
Stead dan Murray menceritakan kisah versi mereka ke sejumlah reporter. Maka kisah tentang mumi yang mendatangkan malapetaka menyebar.
Lantas, bagaimana mumi tersebut dikaitkan dengan Titanic?
William Stead kebetulan menjadi penumpang kapal nahas tersebut. Ia pergi ke AS atas undangan Presiden Taft untuk mengisi sesi konferensi perdamaian.
Ia dilaporkan menceritakan kisah mumi mengerikan itu pada sesama penumpang Titanic pada pesta makan malam pada Jumat 12 April 1912 dan menyelesaikan cerita itu malam berikutnya.
Beberapa hari setelah tenggelamnya Titanic, salah satu korban selamat menceritakan soal kisah mumi yang dituturkan Stead, dalam sebuah wawancara dengan New York World.
Kemudian, kisah mumi tersebut bercampur aduk dengan tragedi tenggelamnya Titanic -- melahirkan mitos baru.
Advertisement