Liputan6.com, New York - Bursa saham di Amerika Serikat (Wall Street) menguat mengikuti kenaikan yang terjadi di bursa saham China. Sedangkan harga minyak dunia kembali turun karena janji dari dua produsen minyak terbesar untuk mengurangi produksi tidak bisa membendung melimpahnya pasokan global.
Mengutip Bloomberg, Rabu (17/2/2016),Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 192,84 poin atau 1,21 persen ke angka 16.166,41. Indeks S&P 500 juga menguat 28 poin atau 1,52 persen kelevel 1.893,20. Sedangkan indeks Nasdaq naik 92,13 poin atau 2,12 persen ke level 4.429,64.
Baca Juga
Advertisement
Penguatan Wall Street pada perdagangan hari ini menyusul penguatan yang terjadi pada akhir pekan lalu. Kemarin atau pada Senin, perdagangan saham di AS libur karena memperingati The Presidents Day.
Shanghai Composite Index menguat paling besar dalam tiga bulan terakhir setelah data menunjukkan bahwa bank di China mengeluarkan catatan bahwa pinjaman atau kredit mereka mengalami kenaikan. Kenaikan angka kredit tersebut menandakan adanya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Sedangkan Harga minyak West Texas Intermediate diperdagangkan masih di kisaran US$ 29 per barel meskipun sebelumnya terdapat persetujuan antara Arab Saudi dengan Rusia untuk lebih mengontrol produksi ke depannya setelah penurunan harga yang terjadi pada Januari lalu.
"Apa yang kita lihat adalah pelaku pasar mencoba mengejar ketinggalan dari bursa dunia dengan reli," jelas analis OakBrook Investments, Peter Jankovskis. Ia melanjutkan, harga minyak masih menjadi perhatian dari pelaku pasar namun di luar itu mereka juga sedang memperhatikan saham-saham di sektor keuangan.
Apa yang terjadi di dunia saat ini yaitu penurunan pertumbuhan ekonomi akan langsung berdampak di saham-saham sektor keuangan sehingga para pelaku pasar terus memantau saham di sektor tersebut. Kemungkinan besarsaham di sektor keuangan akan bergelombang ke depannya. (Gdn/Nrm)