Liputan6.com, Jakarta - Ada hikmah di balik lesunya penjualan mobil baru. Para pedagang mobil bekas justru meraup untuk. Bahkan mereka saat ini kesulitan mencari stok.
"Sekarang penjualan per bulannya 2.400 unit. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," kata Herjanto Kosasih, Senior Marketing Manager WTC Mangga Dua kepada Liputan6.com.
Hasil baik ini, lanjut Herjanto, tak terlepas dari pasar mobil baru yang mengalami penurunan permintaan. "Kondisi ekonomi seperti ini orang banyak yang pilih beli mobil bekas," tuturnya.
Baca Juga
Advertisement
National West Regional Manager Mobil88 H. Nurfitri Yanuarsyah mengamini bahwa pasar mobil bekas sedang cerah. Mereka pun mengaku stoknya terbatas sementara permintaan tinggi. "Dalam beberapa tahun terakhir kami menjual seribuan unit mobil bekas per bulan," kata dia.
Perdagangan mobil dan motor merosot
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, untuk pertama kalinya perdagangan atau penjualan mobil dan motor merosot meskipun pendapatan pendapatan masyarakat kelas bawah sampai atas mengalami kenaikan.
"Pada tahun ini pertama kalinya penjualan mobil dan motor turun. Baru pertama kali terjadi Tapi apakah pendapatan masyarakat kelas atas sudah tidak mampu atau memang saving atau daya beli kita turun, kami tidak bisa menjawab," jelasnya.
Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan dan distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) atas harga dasar, konstan dari lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor sebesar 2,47 persen di 2015. Sedangkan di kuartal IV 2015 sebesar 2,77 persen.
Pencapaian tersebut anjlok dari realisasinya di periode yang sama 2014 sebesar 5,16 persen. Sementara pada 2013, laju pertumbuhan PDB dari perdagangan besar mobil dan motor di 2013 sebesar 4,81 persen.