Liputan6.com, Jakarta - Laman daring yang diduga milik Bahrunnaim kembali muncul. Bahrunnaim diduga anggota ISIS dari Indonesia yang disebut-sebut Polri terlibat kasus teror di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Laman tersebut bernama Bahrunnaim.club.
Pada beranda laman tersebut, terdapat tulisan besar "Bahrunnaim". Di bawahnya terdapat penjelasan tentang arah laman itu, yakni "Analis, Strategi, dan Kontra Intelijen".
Terdapat 6 kanal di dalamnya, yakni Penulis, Strategi, 2 kanal Peledak, Kesesatan HT, dan Download. Setelah itu, terdapat daftar tulisan lengkap dengan gambarnya.
Pada kanal Penulis, terdapat biografi Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo alias Bahrunnaim. Pada penjelasan tentang biografi Bahrunnaim, penulis tidak pernah menggunakan kata "Saya" sebagai sapaannya, meski telah menyebut identitas lengkap.
Baca Juga
Advertisement
Biografinya juga ditulis dengan bahasa gaul. Misalkan saja pada kalimat yang menjelaskan tentang tudingan polisi Bahrunnaim akan menembak Obama saat datang ke Indonesia.
"Penulis tidak pernah tega menyembelih seeokor ayam, terutama saat lebaran. Apalagi menembaknya dengan anti material riffle ammo (sniper riffle). Pasti tidak akan ada daging yang tersisa. Suerr... Penulis ga pernah menyembelih ayam.. Sumfahh.. eike jujur," tutur penulis pada laman tersebut.
Pada kanal Peledak dan Kesesatan HT, terdapat 5 subkanal, yakni Minimal, Fikrah HT Vs Hadist, Hadist Akhir Zaman, Powergame, dan Fashion.
Ketika Liputan6.com mencoba masuk ke kanal dan subkanal itu, yang muncul hanya daftar tulisan seperti yang terlihat di beranda.
Tulisan terakhir ditulis pada Minggu 14 Februari 2016. Judulnya, Cara Membuat Bom Asap Beracun.
Sang penulis membahas soal keterangan Polri tentang adanya teroris yang terinspirasi oleh kopi sianida Mirna di dalamnya.
Secara tersirat, sang penulis tidak pernah berencana memberikan racun ke polisi seperti yang dilakukan Jessica Kumala Wongso kepada Wayan Mirna Salihin. Namun, dia justru terinspirasi karena tudingan itu.
"Okelah klo begitu, saya terinspirasi dengan berita tersebut dan membantu mewujudkan impian para ansharut taghut. Cuman bedanya, ane memilih untuk mengembangkan racun tersebut menjadi bom asap beracun yang lebih mudah dirakit dan digunakan."
Sampai pukul 12.00 WIB, belum ada tanggapan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi soal laman ini ketika dihubungi Liputan6.com.