Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini gencar merevitalisasi semua kali di wilayah Ibu Kota. Sejumlah permukiman yang berada di bantaran Ciliwung terpaksa harus direlokasi, termasuk wilayah di Jakarta Selatan. Pemkot Jaksel kini tengah mendata tanah warga di bantaran Ciliwung.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jakarta Selatan Tri Wahyuningdyah mengatakan, proses pendataan tanah akan dilaksanakan hingga Maret 2016 mendatang.
"Proses inventarisasi lahan Kali Ciliwung sepanjang 21 kilometer. Dari Manggarai, Bukit Duri, Kebon Baru, Cikoko, Pengadegan, Rawajati, Pejaten Timur, Tanjung Barat, Lenteng Agung, sampai Srengseng Sawah," ujar Tri di Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Tri menjelaskan, dari hasil pemantauannya, hanya beberapa lahan warga bantaran kali yang mempunyai bukti kepemilikan lahan. Karena itu, pihaknya terus mendata lahan di bantaran Ciliwung tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Proses inventarisasi ini dilakukan untuk pembebasan lahan. Inventarisasi, ketahuan tanah negara, sertifikat, atau tidak ada surat. Sepanjang yang punya bukti hanya 25 persen. Lainnya tanah negara atau garapan," beber dia.
Menurut Tri sangat penting mendata tanah, lantaran warga akan direlokasi ke rumah susun. Pada 2017, beberapa rusun yang ada di Jakarta Selatan mulai terbangun.
"Juni di Pasar Minggu dan Pasar Rumput akan dibangun Rusun oleh Kemenpera. Sedangkan wilayah Pondok Pinang yang bekas kebakaran, juga akan dibangun rusun 2 tower dan menampung 5.000 unit," kata dia.
Nantinya, lanjut Tri, proyek pengerukan bantaran Ciliwung akan dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan Kementerian PU dan Perumah Rakyat.
"Karena batas akhirnya (pengerukan) sampai akhir 2016 mendatang. Diperkirakan Agustus pembayaran lahan dan pemasangan turap. Makanya, saat ini kita bertahap pengerjaannya," pungkas Tri.