Liputan6.com, Jakarta Ada dua hal yang menyebabkan si Kecil mengalami gangguan orientasi seksual: hormonal dan psikologis. "Kita melihatnya seperti itu," kata Dr Aditya Suryansyah SpA.
Jika dibanding gangguan hormonal, jelas Dr Aditya, paling banyak terjadi akibat gangguan psikologis. "Hormonal dan kelainan gen atau kelainan kromosom sedikit sekali," kata dia dalam diskusi yang diadakan Forum NGOBRAS di Klinik Remaja Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta Barat, Rabu (17/2/2016).
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, mayoritas pasien yang mengalami orientasi seksual akibat gangguan psikologis atau masa lalu yang kelam. "Kebanyakan yang dikirim ke kita normal semuanya," ujar dia. Tentu hasil itu terlihat setelah Dr Aditya melakukan pengecekan.
Salah satu contoh kasus yang sering ditemukan Dr Aditya selama menjadi Spesialis Endokrin Anak dan Remaja di RSAB Harapan Kita adalah, "Ada anak laki-laki yang takut kumpul-kumpul dengan teman laki-lakinya. Ternyata, ketika kecil melihat bapaknya sebagai sosok yang galak. Begitu (orangtua) pisah, si anak diasuh ibunya."
Saat diasuh ibunya, si anak didoktrin bahwa laki-laki itu jelek, laki-laki itu tidak bertanggungjawab, dan omongan jelek lainnya tentang laki-laki yang dia tujukan untuk mantan suaminya.
"Sehingga di dalam tubuhnya seakan-akan dia ini 'perempuan' yang terbawa sampai dewasa. Awalnya, ketika dibawa ke endokrin tidak ditemukan masalah apa-apa, akhirnya dikembalikan ke psikolog," kata Dr Aditya menekankan.