Liputan6.com, Jakarta - Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, perlahan mulai ditinggalkan penghuninya. Ini menyusul rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang ingin menertibkan prostitusi di Kalijodo.
Bahkan, Rabu 17 Febuari 2016, aparat keamanan menjaga tempat itu, agar tidak ada masyarakat yang berkunjung ke puluhan cafe ataupun wisma yang ada. Tempat ini memang dikenal akan dunia hiburan malam dan esek-eseknya.
Hari ini, Pemprov DKI mengirim surat peringatan pertama atau SP 1 kepada warga agar mengosongkan dan membongkar sendiri rumahnya.
Hal tersebut membuat suasana di sana hening. Meski ada yang mengklaim tidak mengetahui hal itu, banyak warga yang sudah mengangkut barang-barangnya.
Pengamatan Liputan6.com, beberapa pegawai sebuah kafe mengangkut air conditioner (AC) tempat kerja mereka.
"Cuma lagi beres-beres aja," ujar salah satu pria di sana sambil mengangkat AC, Kamis (18/2/2016).
Baca Juga
Advertisement
Namun, ada juga penghuni Kalijodo yang bertahan di tengah isu sidak. Beberapa 'wanita malam' masih terlihat berbaur bersama warga lain.
Saat Liputan6.com, ingin mewawancarai 'wanita malam' tersebut, seorang pria berambut gondrong pun langsung berteriak.
"Awas, jangan mau diwawancarai!" tukas pria tersebut sambil berlalu mengunakan sepeda motor dan wanita itupun langsung masuk ke gang.
Lena (53), salah satu warga menuturkan, para wanita itu memang kerap berdandan rapi pada siang hari. Mereka tak menggunakan baju terbuka, tapi tetap mempertontonkan kemolekan tubuhnya.
"Itu biasanya siangnya freelance. Kalau malam itu baru menemani tamu," ujar Lena yang sudah dari tahun 50-an di Kalijodo.
Menurut dia, freelance berarti menawarkan jasa esek-esek. "Ya itu, kerjaan malamnya, tapi dilakukan siang hari. Kalau siang enggak pakai nyanyi," ungkap Lena.
Meski demikian, dia membantah keberadaan wanita malam Kalijodo itu, menganggu keberadaan warganya. "Ya mereka enggak nganggu kita. Masing-masing ajalah," tandas Lena.