Citizen6, Jakarta Tidak banyak komposer yang mengangkat puisi menjadi komposisi musik mereka, Ananda Sukarlan adalah satu dari yang sedikit tersebut. Selain dikenal karena konsistensinya menunjukkan identitas Indonesia lewat komposisi musik klasik, pria yang lama tinggal di luar negeri ini kerap menginterpretasikan karya sastra ke dalam musik. Seperti pada penampilannya di "Konser di Hadapan Rahasia" semalam di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki.
Pada konser tersebut, Ananda membawakan komposisi-komposisi musiknya hasil interpretasi terhadap penyair-penyair, seperti Walt Whitman, Aan Mansyur, Sapardi Djoko Damono, dan Adimas Immanuel. Bersama soprano Marsika Setiawan, penampilan mereka sukses menghipnotis penonton selama satu jam.
Advertisement
Mengenakan batik, jari-jari Ananda menari lincah di atas tuts piano. Ada kalanya tempo musik yang ia bawakan lembut, tapi juga bisa mendenting cepat sesuai lagu yang memuncak. Olah vokal Mariska Setiawan menambah indahnya perpaduan musik dan soprano konser tersebut. Nada tinggi Mariska begitu mengintimidasi, menyayat, saat membawakan lagu yang digubah dari puisi-puisi tersebut.
Bagi Ananda, mengubah puisi ke dalam musik klasik itu bak memeras jeruk. Jus dari jeruk yang diperas itulah nantinya dibawakan oleh para penyanyi.
"Kaya meras jeruk. Aku remas kuat-kuat, jusnya itu yang aku kasih ke mereka (para penyanyi)," ungkap Ananda, Rabu (17/02/2016).
Awalnya, Ananda agak kesulitan mengubah puisi-puisi Indonesia menjadi komposisi musik klasik. Kendala bahasa menjadi permasalahan utama pria yang puluhan tahun tinggal di Eropa ini.
"Tapi sejak tahun 2006, aku sering bolak-balik ke Indonesia. Lama-lama bahasa Indonesiaku makin bagus. Jadi ya ga sesulit dulu."
Menurut Ananda, penyair-penyair Indonesia sebenarnya tak kalah dengan penyair luar negeri. Buktinya, saat gubahan puisi Indonesianya dinyanyikan oleh penyanyi luar negeri, penonton tampak begitu menyukai lagu-lagu yang dibawakan.
"Mereka suka yang unik-unik soalnya," kata dia.
Ke depannya, komposer yang juga pianis ini berniat mengangkat naskah drama penulis Indonesia menjadi pementasan Opera. Konsep tersebut masih ia godok bersama para pendukung. Namun Ananda memastikan, dalam waktu dekat.
"Paling ga Mei, deh. Tonton, ya," tutup Ananda.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6