Riwayat Sumur Bertuah di Pinggiran Kota Makassar

Dahulu warga sering mengambil airnya lalu diminumkan kepada orang yang sakit.

oleh Eka Hakim diperbarui 18 Feb 2016, 20:05 WIB
Dahulunya sumur itu sering digunakan masyarakat dengan mengambil airnya lalu diminumkan kepada orang yang menderita sakit.

Liputan6.com, Makassar - Kampung Biring Romang, Kecamatan Manggala, yang letaknya di pinggiran selatan kota Makassar, dikenal sebagai daerah yang masih kental dengan ritual ghaib.

Hampir sebagian masyarakat disana masih menjalankan ritual ritual yang merupakan peninggalan nenek moyangnya, meski secara keagaman mereka mengaku memeluk agama Islam.

Ritual yang paling jamak dilakukan diantaranya mendatangi sebuah tempat yang diyakini sebagai tempat keramat atau mereka sebut memiliki sejarah gaib tersendiri.

Di Biring Romang sendiri ada beberapa tempat keramat yang hingga saat ini sebagian masyarakat masih melestarikannya di antaranya keberadaan bangunan yang mirip bak sampah. Di i dalamnya ada batu gunung dan berlumpur.

Menurut cerita masyarakat setempat, bangunan kotak mirip bak sampah tersebut dahulunya merupakan sebuah sumur besar yang airnya digunakan masyarakat untuk berobat sehingga sumur itu disebut bungung pa'balle.

 



Daeng Emba (67) salah seorang tokoh masyarakat setempat yang ditemui Liputan6.com di rumahnya yang berada disekitar bungung pa'balle tersebut, Kamis (18/2/2016) mengatakan, dahulunya sumur itu sering digunakan masyarakat dengan mengambil airnya lalu diminumkan kepada orang yang menderita sakit.

"Tapi tak boleh mengambil air di sumur itu begitu saja," ujar Daeng Emba.

Daeng juga menceritakan, awalnya dulu salah seorang petuah di sini yang kerasukan, kemudian arwah yang merasukinya itu meminta untuk datang ke sumur tersebut. Setelah di bawa ke sumur, lalu diberikan minum dan dibasuh ke wajahnya, dan langsung sembuh.

Jadi, lanjut Emba, setiap ada kejadian masyarakat dulunya banyak yang berdatangan sekalian memanfaatkan mengambil air dari sumur tersebut.

"Sekarang sumur itu sudah tak ada tertimbun oleh tanah dan ada pembangunan rumah disekitarnya," tutur Emba.

Masyarakat meyakini sumur itu dulunya di sekitar tanah kosong yang tepat berada di samping rumah yang baru dibangun sehingga dibuatkan pondasi semen berbentuk kotak seperti kelihatan bak sampah.

Meski tak ada ritual khusus lagi, Emba mengakui masih ada sebagian warga datang membakar lilin dan menyirami kotak bak sampah itu dengan bunga.

"Kami tidak bisa pungkiri masih sering terjadi hal gaib di sekitar sumur tersebut, pernah ada warga kerasukan d imalam Jumat. Setelah dibakarkan lilin disini dan setelah itu kembali sadarkan diri," terang Emba.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya