Paus Fransiskus: Donald Trump Bukanlah Seorang Kristiani

Trump bukanlah seorang Kristiani jika ia menyerukan deportasi imigran gelap dan berjanji membangun dinding antara AS dan Meksiko.

oleh Rinaldo diperbarui 19 Feb 2016, 02:49 WIB
Foto: www.theguardian.com

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus akhirnya berkomentar tentang sosok bakal calon presiden Amerika Serikat unggulan dari Partai Republik, Donald Trump. Komentar itu diucapkan Paus dalam jumpa pers di atas pesawat yang membawanya ke Roma, Italia setelah mengunjungi Meksiko, Kamis waktu setempat.

Paus mengatakan bahwa Trump bukanlah seorang Kristiani jika ia menyerukan deportasi imigran gelap dan berjanji untuk membangun dinding antara Amerika Serikat dan Meksiko.

"Seseorang yang hanya memikirkan membangun dinding, di manapun mereka berada, dan tidak membangun jembatan, bukanlah seorang Kristiani. Ini tak ada dalam Injil," kata Paus kepada wartawan yang meminta pendapatnya tentang proposal Trump untuk menghentikan imigrasi ilegal seperti dikutip CNN, Jumat (19/2/2016).

Ketika ditanya apakah umat Katolik di Amerika harus memilih Trump, Paus keberatan menjawabnya.

"Sejauh apa yang Anda katakan tentang apakah saya akan menyarankan untuk memilih atau tidak memilih, saya tidak akan terlibat dalam hal itu. Saya hanya mengatakan bahwa dia bukan seorang Kristiani jika ia telah mengatakan hal-hal seperti itu," tegas Paus.

Namun, Trump yang dimintai tanggapannya atas ucapan Paus tersebut mengatakan sebagai komentar yang 'memalukan'.

"Tidak ada pemimpin, terutama pemimpin agama, memiliki hak untuk mempertanyakan agama atau keyakinan orang lain," kata Trump.

Dia menambahkan, pemerintah di Meksiko, di mana Paus menghabiskan 5 hari terakhir, telah membuat banyak komentar yang menjelekkan dirinya untuk Paus.

"Jika dan ketika Vatikan diserang oleh ISIS, yang seperti semua orang tahu adalah trofi utama ISIS, saya bisa menjanjikan bahwa Paus hanya akan berharap dan berdoa bahwa Donald Trump akan menjadi presiden," pungkas Trump.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya