Liputan6.com, Makassar - Meski dinilai berprestasi, Makassar tetap mengalami masalah pengelolaan sampah. Kota berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa itu menghasilkan 700-800 ton sampah per hari. Jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Masalah sampah makin pelik karena Makassar hanya memiliki satu lokasi pembuangan akhir di Taman Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa. Selain itu, prasarana untuk mengelola sampah juga minim. Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) TPA Tamangapa hanya memiliki 2 eskavator untuk mengatur gunungan sampah.
"Selain itu, tak ada jalur memadai untuk kendaraan masuk membongkar sampah," kata Kepala UPTD TPA Tamangapa Sakka Saleh ditemui di lokasi, Jumat (19/2/2016).
Sakka menerangkan, jumlah sampah yang dihasilkan pada 2015 di kisaran 400 ton sehari. Jumlah itu jauh lebih rendah pada 2013 ke bawah yang hanya berkisar 200-300 ton.
Baca Juga
Advertisement
"Jumlah sampah yang masuk ke TPA tahun 2016 ini meningkat drastis itu dikarenakan hampir seluruh sampah yang berada di lorong atau gang sudah terjamah petugas kebersihan dan semuanya dibawah masuk atau dibuang ke TPA Tamangapa," kata Sakka.
Untuk itu, Sakka mengusulkan penambahan 5 unit eskavator untuk mengatur pengelolaan sampah di dalam TPA. Ia juga meminta agar ada perluasan lahan karena pengelola TPA Tamangapa tidak menghancurkan sampah.
"Tak ada proses penghancuran melainkan hanya penumpukan saja," ujar Sakka.
Lebih lanjut, kata Sakka, lahan yang dimiliki TPA Tamangapa Makassar saat ini seluas 16,8 hektare. Pemkot Makassar berencana membebaskan 3 hektare untuk perluasan lahan. Perluasan lahan dibutuhkan untuk mengatasi sempitnya jalan masuk kendaraan operasional.
"Lahan di sebelah utara belum dimanfaatkan maksimal. Cuma itu tadi untuk menuju ke sana tidak ada jalan untuk truk," kata Sakka.