Liputan6.com, Jakarta - Kontroversi seputar eksistensi kaum LGBT di masyarakat Indonesia terus memanas. Berbagai hujatan ditujukan kepada orang-orang yang memiliki orientasi lesbian, gay, biseksual, dan transgender itu. Berbicara mengenai LGBT, penyanyi Tina Toon memiliki komentarnya sendiri.
Menurut Tina, menjadi seorang LGBT lebih kepada pilihan masing-masing. Apalagi, banyak yang berpendapat bahwa LGBT merupakan bawaan gen sejak lahir. "Buat Tina yang bukan di situ, dan tidak mau nge-judge, lah. Intinya begitu. Tapi balik lagi lebih kepada, kalau ya memang dari gender dan lain-lain ya udah. Tapi jangan menjadikan itu sebagai lifestyle (gaya hidup) di mana anak-anak itu yang jadi korbannya nantinya," himbau Tina Toon saat diwawancarai Liputan6.com di SCTV Tower, beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun segelintir negara lain telah melegalkan kaum tersebut, Tina mengaku wajar jika di Tanah Air banyak yang menentang LGBT karena perbedaan budaya. Hal itu akhirnya membuat Tina menyarankan agar LGBT di Indonesia tidak bersikap terang-terangan.
"Toh kalau misalnya kalian memilih seperti itu, carilah tempat yang memang bisa untuk seperti itu. Tapi pun kalau misalnya tetap mau di sini, hiduplah sebagai orang normal. Jangan terlihat jadi liar-lah, maksudnya jadi mempengaruhi orang lain," imbuh Tina Toon.
Orang-orang normal yang menentang tentu berpikir kalau kaum LGBT bisa diubah walaupun mereka tidak pernah merasakannya. Bagi kaum LGBT, misalnya seorang pria yang sudah merasa sebagai perempuan, pastinya akan terus menerus merasa terjebak di dalam tubuh laki-laki.
Berkomentar soal hal itu, Tina menyampaikan, "Maksudnya gini lho. Kita nggak pernah tahu. Siapapun itu, jangan selalu dari fisik, jangan selalu dari status. Lihat apa kontribusi dia kepada negara, kepada orang banyak. Kalau misalnya dia bisa menjadi orang yang hebat dan lain-lain kan sayang dong kalau disia-siakan begitu," papar Tina Toon.
Harapan Tina Toon pun ke depannya agar orang-orang secara umum tidak memandang kaum LGBT dari satu aspek. Namun ada syarat yang harus dilakukan para LGBT. "Cuma balik lagi jangan dijadikan ini sebagai lifestyle atau dijadikan kayak, 'Wih keren lho kalau kayak begitu.' Kan sayang. Jadi angkatlah yang positifnya saja. Gitu. Misalnya kalau bisa jadi orang yang menggerakan sesuatu, bisa menghasilkan sesuatu yang hebat. Kan itu yang kita cari," kata Tina Toon.
"Emang orang normal semuanya bisa jadi hebat? Kan nggak. Tapi emang orang yang seperti itu semuanya jelek? Kan nggak? Intinya jangan nge-judge tapi balik lagi, tidak menjadikan itu sebagai lifestyle yang disebar-sebarkan," terangnya.
Akhirnya, Tina mengaku tak ingin ikutan menghujat LGBT. "Saya selalu menghargai. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya. Nggak ada orang yang sempurna," ucap Tina Toon.