Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya menggelar pemusnahan narkoba sitaan di area Direktorat Reserse Narkotika Polda Metro Jaya. Narkoba yang dimusnahkan itu merupakan tangkapan selama kurun waktu 1 bulan 19 hari mulai dari awal tahun 2016, dan terdiri dari 138,77 kilogram sabu, 16.191 butir ekstasi, dan 12 kilogram ganja.
"(Gelar pemusnahan) Ini sudah direncanakan dari minggu kemarin, tapi karena ada urusan baru bisa. Hari ini pemusnahan barang bukti kurun waktu 1 bulan 19 hari. Ada 138,7 kilo sabu, 16.191 ekstasi, 12 kilo ganja," kata Direktur Reserse Narkotika Kombes Eko Daniyanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Eko mengatakan perbandingan hasil tangkapan 2015 dan 2016 dalam kurun waktu yang sama melonjak sangat tinggi. Setahun lalu, Ditres Narkotika Polda Metro Jaya hanya menyita 4 sampai 8 kilogram sabu selama Januari dan Februari awal.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau saya ambil perbandingan tahun lalu, awal bulan pas Pak (Irjen) Unggung (mantan Kapolda Metro Jaya) 4 sampai 8 kilogram," kata Eko.
Dia menuturkan, jalur laut masih menjadi rute andalan para pemasok barang haram asal Tiongkok ketimbang jalur udara. Namun karena mafia narkoba sudah mengetahui riskannya penjagaan di Ibu kota Jakarta, maka tren rute narkoba kini berbelok ke Jawa Tengah atau Jawa Timur.
"Alhamdulillah kemarin berkat anggota lapangan antisipasi mereka trik masuk barang dari China. Modus mereka via bandara masih ada, lebih banyak laut dari China, Thailand ke Skotlandia, lewat kapal ke Dumai, Medan, Batam, Jakarta. Jakarta sekarang mereka anggap rawan lalu lari ke Jawa Tengah dan Jawa Timur," terang Eko.
Narkoba tersebut disita dari 521 tersangka yang terbukti terlibat 519 kasus. Berkat pengungkapan ini pula, 770.041 jiwa generasi muda terselamatkan. Perwira menengah ini menuturkan kesulitan polisi saat membongkar kasus besar narkoba, yaitu sindikat biasanya menggunakan sistem sel terputus.
"Mereka sistem sel terputus, kurir sulit untuk menarik di atas (bandar) karena di atas kurir ada mentor, dan mereka mutus. Mungkin kalau (target operasi) ke atas, (menggunakan) kerja sama internasional (dengan) Cina dan Hongkong," jelas Eko.
"Yang jelas 12 bulan ini luar biasa dibanding tahun lalu. Sangat tinggi (jumlah barang bukti narkoba) kalau rupiahin 282 miliar, menyelamatkan 770 ribu jiwa anak bangsa," Eko menandaskan.