Liputan6.com, Jakarta Perdana Menteri (PM) Australia, Malclom Turnbull dilaporkan tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke Selandia Baru.
Dalam lawatan tersebut, saat bertemu PM Selandia Baru John Key kedua kepala pemerintahan membahas isu paling sensitif yaitu masalah pencari suaka.
Di depan Turnbull, Key kembali menyatakan mereka siap menampung 267 pencari suaka yang ditolak Australia. Namun, para imigran yang boleh masuk ke Selandia Baru akan diseleksi mereka.
Sarat yang diberikan Key kepada koleganya Turnbull, para pencari suaka adalah imigran yang meninggalkan negaranya karena masalah keamanan dan memiliki karakter baik.
"Saya katakan secara sederhana, tawaran (menampung pencari suaka) tetap ada," ucap Key kepada Turnbull seperti dikutip dari Washington Post, Jumat (19/2/2016).
Baca Juga
Advertisement
Walau sudah tawaran resmi dari Key, Turnbull nampaknya akan mengabaikan tawaran itu. Suksesor Tony Abbott beralasan, ia ingin memberi pelajaran bagi para pelaku penyelundup manusia yang telah menyebabkan ratusan pencari suaka terancam nyawanya.
"Kami sebenarnya mempertimbangkan tawaran dari PM Key, Terus terang kami memikirkan tawaran tersebut," tutur Turnbull.
"Tapi yang perlu diingat kami tidak akan pernah memberi ruang gerak bagi pelaku penyelundupan manusia," sambung dia.
Australia beberapa tahun ini, menerapkan kebijakan keras terkait pencari suaka. Negeri Kanguru menyatakan tidak mau menerima lagi adanya pencari suaka masuk ke negaranya.
Bagi pencari suaka yang nekat, Pemerintah Australia siap mengirim mereka ke kamp di Nauru dan Papua Nugini.
Selandia Baru juga bukan pertama menawarkan tawaran menampung pencari suaka dari Australia. Tawaran serupa pernah mereka ajukan pada 2013 lalu.
Ketika itu sikap Australia lebih lunak dari sekarang. Sebanyak 150 pencari suaka yang sudah ditempatkan di kamp akhirnya dibawa ke Selandia Baru.